Tidak lengkap rasanya mengunjungi Museum House of Sampoerna tanpa mengikuti tour yang diselenggarakan oleh Surabaya Heritage Track. Surabaya Heritage Track merupakan fasilitas yang diberikan oleh House of Sampoerna secara gratis untuk berkeliling menikmati tempat-tempat bersejarah di Kota Surabaya menggunakan sebuah bus khusus. Siapa pun dapat menikmati tour ini secara gratis, dengan terlebih dahulu mendaftar di Tracker Information Center yang terletak di sebelah A Cafe di kompleks House of Sampoerna.
Beruntung sore itu saya dan Kak Anna dapat mengikuti tour yang diadakan oleh Surabaya Heritage Track. Pukul 14.35 kami bergegas untuk mendaftar di bagian Tracker Information Center untuk mengikuti tour pada pukul 15.00. Seorang pemandu yang cukup ramah menemani kita sepanjang perjalanan sambil menceritakan sejarah tempat-tempat yang kita lewati sepanjang tour. Pada saat weekend, tour yang diadakan termasuk ke dalam long trip dengan durasi waktu sekitar 1.5 sampai 2 jam perjalanan. Dari House of Sampoerna, bus melaju menyusuri bangunan penjara Kalisosok yang terkenal cukup menyeramkan. Bangunan yang berdiri sejak tahun 1850 ini dahulu digunakan untuk tempat para tahanan sejak jaman penjajahan Belanda. Namun, sejak tahun 2001, penjara tersebut dikosongkan dan para tahanan dipindahkan ke Lapas Porong. Bangunan ini pun kosong dan hanya terlihat grafiti-grafiti yang menghiasi dinding pagar bangunan penjara ini.
Rute berikutnya adalah melewati Jalan Rajawali hingga daerah Jembatan Merah yang terkenal dengan gedung-gedung tua peninggalan jaman Belanda yang hingga kini beberapa dari bangunan tersebut digunakan sebagai gedung perkantoran. Hal unik yang saya ingat adalah bangunan hotel Ibis yang sebagian menggunakan bekas gedung peninggalan Belanda yang dahulu merupakan kantor perusahaan perkebunan terbesar di Indonesia, sehingga kesan bangunan klasik modern terlihat dari eksterior bangunan tersebut.
Pemberhentian pertama adalah Kantor Polwiltabes Surabaya. Dahulu gedung ini merupakan Kantor Dinas Intelijen Politik pemerintah Belanda. Kemudian pada masa pendudukan Jepang dialihkan menjadi markas Pasukan Polisi Istimewa Kotabesar Surabaya. Menurut penuturan sang guide, konon bangunan Kantor Polwiltabes Surabaya ini memiliki lorong bawah tanah yang menghubungkan dengan penjara Kalisosok. Perjalanan kemudian dilanjutkan menyusuri jalan-jalan protokol di Kota Surabaya yang penuh dengan bangunan-bangunan tua. Saya tidak terlalu mengingat semua, hanya satu bangunan yang cukup mudah saya ingat, yaitu bangunan Hotel Majapahit di daerah Tunjungan. Dahulu hotel yang berama Oranje dan berubah nama menjadi Hotel Yamato pada masa pendudukan Jepang ini menjadi saksi perjuangan arek-arek Suraboyo pada insiden bendera di menara gedung untuk mempertahankan kedaulatan kemerdekaan Indonesia.
Di tengah-tengah perjalanan, sang pemandu pun menjelaskan bahwa dahulu Surabaya juga memiliki daerah-daerah kraton. Hingga kini peninggalan kraton yang masih bisa dinikmati adalah deretan perkampungan dengan bangunan tua juga sebuah gang kecil yang diberi nama gang "kraton". Laju bus Surabaya Heritage Track pun menuju ke arah gedung Balaikota Surabaya. Di sini peserta pun dipersilahkan turun untuk berkeliling menikmati bangunan gedung ini selama kurang lebih 15 menit. Tidak banyak sudut bangunan yang saja jelajahi, hanya saja bagian lorong-lorong ruangan kantor Balaikota Surabaya ini sekilas mirip dengan gedung rektorat kampus biru di Jogja sepengamatan mata saya.
Tour pun berlanjut menuju Taman Budaya Jawa Timur, atau biasa disebut dengan Gedung Seni Cak Durasim. Cak Durasim merupakan tokoh seniman asal Jawa Timur yang menggeluti seni ludruk. Sore itu banyak anak-anak yang sedang berlatih seni tari di bagian bangunan pendopo. Saya pun mencoba memotret anak-anak tersebut. Lucu saja setelah saya melihat hasilnya, ada seorang anak yang cukup sadar dengan kamera. Ya, senyum anak-anak memang selalu terlihat tulus, pun demikian ketika senyuman tersebut dibidik dengan sebuah kamera.
Setelah sejenak berhenti di Taman Budaya Jawa Timur, perjalanan pun berakhir. Saya beserta rombongan kembali ke dalam bus untuk kembali ke House of Sampoerna. Satu hal yang menjadi perhatian saya dalam perjalanan pulang sore itu, yaitu tata kota Surabaya yang sangat bagus, bangunan peninggalan jaman kolonial yang masih terjaga dengan baik serta kebersihan Sungai Kalimas yang membelah Kota Surabaya yang patut diacungi jempol. Ya, hampir jarang saya menemukan sungai dengan aliran airnya yang bebas dari sampah. Bahkan, ada sebuah taman bermain yang dibangun tepat di pinggir sungai. Baik sungai maupun tamannya nampak bersih sehingga tak heran jika banyak warga Surabaya yang terlihat menghabiskan sore mereka bersantai di taman tepi sungai ini.
keterangan :
Beruntung sore itu saya dan Kak Anna dapat mengikuti tour yang diadakan oleh Surabaya Heritage Track. Pukul 14.35 kami bergegas untuk mendaftar di bagian Tracker Information Center untuk mengikuti tour pada pukul 15.00. Seorang pemandu yang cukup ramah menemani kita sepanjang perjalanan sambil menceritakan sejarah tempat-tempat yang kita lewati sepanjang tour. Pada saat weekend, tour yang diadakan termasuk ke dalam long trip dengan durasi waktu sekitar 1.5 sampai 2 jam perjalanan. Dari House of Sampoerna, bus melaju menyusuri bangunan penjara Kalisosok yang terkenal cukup menyeramkan. Bangunan yang berdiri sejak tahun 1850 ini dahulu digunakan untuk tempat para tahanan sejak jaman penjajahan Belanda. Namun, sejak tahun 2001, penjara tersebut dikosongkan dan para tahanan dipindahkan ke Lapas Porong. Bangunan ini pun kosong dan hanya terlihat grafiti-grafiti yang menghiasi dinding pagar bangunan penjara ini.
Rute berikutnya adalah melewati Jalan Rajawali hingga daerah Jembatan Merah yang terkenal dengan gedung-gedung tua peninggalan jaman Belanda yang hingga kini beberapa dari bangunan tersebut digunakan sebagai gedung perkantoran. Hal unik yang saya ingat adalah bangunan hotel Ibis yang sebagian menggunakan bekas gedung peninggalan Belanda yang dahulu merupakan kantor perusahaan perkebunan terbesar di Indonesia, sehingga kesan bangunan klasik modern terlihat dari eksterior bangunan tersebut.
Pemberhentian pertama adalah Kantor Polwiltabes Surabaya. Dahulu gedung ini merupakan Kantor Dinas Intelijen Politik pemerintah Belanda. Kemudian pada masa pendudukan Jepang dialihkan menjadi markas Pasukan Polisi Istimewa Kotabesar Surabaya. Menurut penuturan sang guide, konon bangunan Kantor Polwiltabes Surabaya ini memiliki lorong bawah tanah yang menghubungkan dengan penjara Kalisosok. Perjalanan kemudian dilanjutkan menyusuri jalan-jalan protokol di Kota Surabaya yang penuh dengan bangunan-bangunan tua. Saya tidak terlalu mengingat semua, hanya satu bangunan yang cukup mudah saya ingat, yaitu bangunan Hotel Majapahit di daerah Tunjungan. Dahulu hotel yang berama Oranje dan berubah nama menjadi Hotel Yamato pada masa pendudukan Jepang ini menjadi saksi perjuangan arek-arek Suraboyo pada insiden bendera di menara gedung untuk mempertahankan kedaulatan kemerdekaan Indonesia.
Di tengah-tengah perjalanan, sang pemandu pun menjelaskan bahwa dahulu Surabaya juga memiliki daerah-daerah kraton. Hingga kini peninggalan kraton yang masih bisa dinikmati adalah deretan perkampungan dengan bangunan tua juga sebuah gang kecil yang diberi nama gang "kraton". Laju bus Surabaya Heritage Track pun menuju ke arah gedung Balaikota Surabaya. Di sini peserta pun dipersilahkan turun untuk berkeliling menikmati bangunan gedung ini selama kurang lebih 15 menit. Tidak banyak sudut bangunan yang saja jelajahi, hanya saja bagian lorong-lorong ruangan kantor Balaikota Surabaya ini sekilas mirip dengan gedung rektorat kampus biru di Jogja sepengamatan mata saya.
Tour pun berlanjut menuju Taman Budaya Jawa Timur, atau biasa disebut dengan Gedung Seni Cak Durasim. Cak Durasim merupakan tokoh seniman asal Jawa Timur yang menggeluti seni ludruk. Sore itu banyak anak-anak yang sedang berlatih seni tari di bagian bangunan pendopo. Saya pun mencoba memotret anak-anak tersebut. Lucu saja setelah saya melihat hasilnya, ada seorang anak yang cukup sadar dengan kamera. Ya, senyum anak-anak memang selalu terlihat tulus, pun demikian ketika senyuman tersebut dibidik dengan sebuah kamera.
Setelah sejenak berhenti di Taman Budaya Jawa Timur, perjalanan pun berakhir. Saya beserta rombongan kembali ke dalam bus untuk kembali ke House of Sampoerna. Satu hal yang menjadi perhatian saya dalam perjalanan pulang sore itu, yaitu tata kota Surabaya yang sangat bagus, bangunan peninggalan jaman kolonial yang masih terjaga dengan baik serta kebersihan Sungai Kalimas yang membelah Kota Surabaya yang patut diacungi jempol. Ya, hampir jarang saya menemukan sungai dengan aliran airnya yang bebas dari sampah. Bahkan, ada sebuah taman bermain yang dibangun tepat di pinggir sungai. Baik sungai maupun tamannya nampak bersih sehingga tak heran jika banyak warga Surabaya yang terlihat menghabiskan sore mereka bersantai di taman tepi sungai ini.
keterangan :
- Surabaya Heritage Track beroperasi dari hari Selasa sampai dengan Minggu, hari Senin libur.
- hari Selasa - Kamis diadakan tour pendek dengan durasi waktu 1 - 1,5 jam perjalanan.
- hari Jumat, Sabtu, Minggu diadakan tour panjang dengan durasi waktu 1,5 - 2 jam perjalanan.
- jadwal tour Surabaya Heritage Track pukul 09.00 ; 13.00 dan 15.00