Selasa, 03 September 2013

Menikmati Keheningan Between Two Gates di Kotagede

Pesona Kawasan Kotagede telah membuat saya jatuh cinta kepada tempat ini. Begitu banyak hal-hal unik yang saya temui di kawasan yang terletak sebelah tenggara Yogyakarta ini. Mulai dari makanan tradisionalnya, keramahan masyarakatnya, hingga deretan bangunan tua bernuansa Jawa yang seolah membuat saya tidak pernah bosan untuk mengunjungi tempat ini.


Sebuah gapura kecil di salah satu sudut perkampungan di Kotagede ini seolah menggelitik rasa penasaran saya. Dari balik gapura terlihat samar bangunan-bangunan tua bercorakkan arsitektur Jawa yang masih sangat terpelihara keberadaannya. Kaki saya pun melangkah memasuki pintu gapura yang lebih mirip dengan gerbang tersebut. Sebuah perkampungan dengan lingkungan yang cukup asri serta jalan setapak yang terata rapi seolah menyambut kedatangan saya siang itu setelah melangkahkan kaki melewati pintu gerbang itu.



Between Two Gates, begitulah penduduk setempat menyebut nama perkampungan yang terletak di Kampung Alun-Alun RT 37 RW 09 Kelurahan Purbayan, Kotagede ini. Keistimewaan perkampungan ini adalah keberadaan sembilan buah bangunan joglo Jawa yang memang tetap dipertahankan keaslian bangunannya. Pemberian nama Between Two Gates ini merupakan pemberian dari seorang peneliti dari jurusan Teknik Arsitektur UGM pada tahun 1986. Between Two Gates sendiri diartikan "di antara dua gerbang", melihat bentuk perkampungan ini yang diapit oleh dua buah gerbang di sisi barat dan di sisi timur.




Memasuki gang ini kita akan dibuat takjub dengan bangunan joglo yang lengkap dengan ukiran-ukiran di beberapa ornamen bangunan. Rumah-rumah berkonstruksi bangunan kayu dengan jendela dan pintu yang lebar mendominasi hampir di semua bangunan rumah yang ada di sudut gang ini. Sebagian besar bangunan memang sudah bukan bangunan asli dari jaman dahulu lagi, karena gempa bumi yang sempat memporak-porandakan Jogja pada tahun 2006 dan membuat sebagian besar bangunan di area ini mengamali kerusakan. Beruntung, ada lembaga donor yang membantu untuk merenovasi bangunan-bangunan di perkampungan ini sehingga kini keindahannya dapat dinikmati kembali.


Suasana Between Two Gates ini cukup sepi. Beberapa rumah tampak kosong ditinggalkan oleh pemiliknya. Hanya sesekali saja mereka datang berkunjung untuk membersihkan rumah. Jika kita melewati gerbang di bagian ujung timur, maka akan terlihat tulisan Atmosoeprobo 1840. Ya, pemukiman ini memang sudah ada sejak tahun 1840 di mana salah satu penghuninya adalah Atmosoeprobo yang merupakan seorang saudagar yang cukup terkenal pada masa itu. Bagi penyuka bangunan-bangunan tua, lokasi Between Two Gates ini dapat Anda jadikan pilihan berwisata di kawasan Kotagede, Yogyakarta :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar