Mengunjungi suatu daerah tidak lengkap rasanya jika tidak mencicipi kuliner khasnya. Dataran Tinggi Dieng, yang sebagian masuk ke dalam wilayah Wonosobo memiliki kuliner khas yaitu mie ongklok, mie yang terkenal dengan kuahnya yang kental dengan cita rasa yang nendang.
Jika Anda berkunjung ke daerah Wonosobo tidak lengkap rasanya jika tidak mencicipi kuliner khasnya yang cukup melegenda, yaitu mie ongklok. Mie ongklok merupakan perpaduan antara mie kuning yang dicampur dengan potongan sayuran segar seperti kubis dan sawi, kemudian dicampur dengan irisan tahu goreng, cabai utuh, dan juga jahe bakar untuk menambah aroma kemudian diberi bumbu-bumbu. Terakhir sebagai topping, campuran bahan-bahan tadi disiram dengan kuah kental berwarna cokelat tua. Kuah ini memang memberikan kesan buthek pada tampilan mie. Kuah kental ini kemungkinan merupakan berasal dari bahan sagu karena teksturnya yang sekilas mirip dengan papeda, namun lebih encer. Sebagai tambahan rasa, kuah tersebut ditaburi dengan bubuk kacang yang sudah dihaluskan yang memberikan rasa gurih pada campuran mie. Sebagai pemanis tampilan, diberi cacahan daun seledri dan bawang goreng.
Walaupun dari segi penyajian dan tampilannya kurang menarik, namun mie ongklok memiliki cita rasa yang cukup khas. Rasa gurih dari kuah bercampur dengan bubuk kacang sangat mendominasi. Aroma jahe pun juga cukup terasa, dan berhati-hatilah dengan jackpot cabai rawit utuh yang ada di dalam campuran mie, bisa-bisa mulut Anda meledak jika tak sengaja menguyahnya. Untuk memakan mie ongklok biasanya ditemani dengan tempe mendoan atau biasa disebut oleh penduduk setempat dengan sebutan tempe kemul dan juga seporsi sate sapi. Untuk minumannya sendiri, Anda pun dapat memilih teh hangat maupun kopi untuk menemani menyantap mie ongklok ini.
Warung mie ongklok di wilayah Dieng cukup mudah ditemui. Letaknya di dekat terminal, atau tepatnya di pertigaan tulisan selamat datang di Dieng. Tempat ini biasa dijadikan sebagai tempat mangkal minibus yang melayani jalur Wonosobo-Dieng sehingga masyarakat setempat menyebutnya sebagai terminal. Berhubung ketika saya tinggal di Dieng pada bulan puasa, maka saya tidak bisa bebas mencicipi kuliner-kuliner di Dieng. Saya dan teman-teman harus berjuang keluar pada malam hari menembus hawa dingin khas Dieng yang menusuk tulang dari basecamp kami di daerah Bakal menuju warung mie ongklok ini. Perjuangan menembus hawa dingin memang terbayarkan dengan cita rasa mie ongklok yang gurih ini.
Seporsi mie ongklok dijual dengan harga Rp 5.000,00 saja. Untuk tambahan lain seperti sate sapi dijual dengan harga Rp 10.000,00 per-porsi, tempe kemul Rp 1.000,00 per biji, dan teh hangat Rp 2.000,00 per gelas (data Juli-Agustus 2012). Bagi Anda yang sedang berkunjung di daerah Dieng maupun Wonosobo, jangan lupa untuk mencicipi kuliner khas yang satu ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar