Sabtu, 20 Oktober 2012

Dieng Plateau Theater - Interpretasi Potensi Dieng Melalui Bioskop Mini


Siapa bilang di daerah pegunungan tidak memiliki bioskop? Di Dataran Tinggi Dieng memiliki sebuah bioskop yang filmnya menarik lho ! Eiittss, tunggu dulu, bioskop di sini bukan seperti bioskop-bioskop yang ada di mal-mal yang namanya terdiri dari dua digit angka atau tiga digit huruf itu. Dieng Plateau Theater, sebuah bioskop mini berkonsep edukasi yang menyajikan film mengenai sejarah keberadaan Dieng.


Dieng Plateau Theater berlokasi tidak jauh dari Telaga Warna. Ada dua pilihan jalan menuju ke tempat ini. Anda dapat menggunakan kendaraan maupun tracking dari arah Telaga Warna, tinggal ikuti saja jalan setapak yang ada papan petunjuk arah menuju DPT (Dieng Plateau Theater) di dekat pintu masuk telaga. Dibutuhkan sedikit perjuangan dan stamina yang prima karena walau jaraknya cukup pendek (sekitar 200 meter), namun jalan setapak relatif menanjak. Pemandangan yang disajikan cukup sebanding kok dengan perjuangan. View Telaga Warna yang tertutup rimbun pepohonan siap menemani perjalanan Anda.


Dieng Plateau Theater merupakan salah satu wahana wisata edukasi yang dibangun atas gagasan Gubernur Propinsi Jawa Tengah dan kemudian diresmikan oleh presiden pada 6 Maret 2006. Dieng Plateau Theater merupakan bioskop mini yang memutar film edukasi mengenai Kawasan Dataran Tinggi Dieng. Bangunan ini memiliki ruangan audio visual dengan daya tampung sekitar 100 orang. Film yang diputarkan merupakan film dokumenter yang menjelaskan sejarah dan kehidupan di Dataran Tinggi Dieng. Film yang diputar berjudul "Dieng Negeri Khayangan" atau God Adobe, memiliki subtitle dalam Bahasa Inggris sehingga dapat pula dinikmati oleh wisatawan mancanegara. Film dokumenter berdurasikan 23 menit ini bercerita tentang asal-muasal terjadinya Dataran Tinggi Dieng yang berawal dari letusan gunung raksasa, kejadian geologi, seni dan budaya, obyek wisata, kehidupan sosial masyarakat Dieng, kejadian Kawah Sinila pada tahun 1979 yang menewaskan ratusan warga, sejarah rambut gimbal anak-anak Dieng, tradisi ruwatan anak gimbal, hingga fenomena embun salju yang turun pada musim kemarau atau biasa disebut "embun upas". Walaupun durasi filmnya relatif pendek, namum menyajikan informasi yang menarik dan edukatif.


Lokasinya yang terletak di lereng Bukit Sikendil, menjadikan Dieng Plateau memiliki pemadangan yang cantik. Kita dapat melihat Kawah Sikidang dari area parkir. Dieng Plateau Theater ini hampir mirip seperti teater yang dimiliki oleh Museum Kailasa, hanya berbeda dari segi isi film dokumenter dan juga bangunan fisiknya. Bangunan Dieng Plateau Theater sekilas mirip seperti bangunan tongkonan rumah adat dari Tanah Toraja. Oh iya, di sekitar bangunan Dieng Plateau Theater ini  terdapat penduduk yang membuka lapak menjajakan jamur krispi dan juga kentang goreng. Bagi Anda yang merasa lapar dan haus setelah tracking bisa mampir membeli makanan di kios-kios ini. Sayang, waktu kunjungan saya ke sini bertepatan dengan bulan puasa, jadi tidak ada yang menggelar lapaknya. Bagi Anda yang sedang menjelajah kawasan Dataran Tinggi Dieng jangan lupa untuk singgah sejenak menikmati sajian film dokumentasi di Dieng Plateau Theater ini.

keterangan :
tiket masuk : Rp 4.000,00 (data Juli-Agustus 2012)
hari buka : Senin - Minggu
jam buka : pukul 08.00 sampai dengan 16.00
fasilitas : toilet, mushola, area parkir, warung makanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar