Kamis, 18 Oktober 2012

Kenikmatan Kuliner Mangut Lele dan Gudeg ala Mbah Marto Nggeneng, Bantul


Yogyakarta, kota yang terkenal sebagai pusat peradaban budaya Jawa, kota pelajar, dan juga kota pariwisata. Yogyakarta memang memiliki tempat-tempat yang menarik dikunjungi, sehingga hampir setiap saat ramai oleh kunjungan wisatawan. Di balik pesonanya yang begitu menawan, Yogyakarta menyimpan kekayaan kuliner yang beragam. Salah satu kuliner legendaris di Jogja adalah masakan mangut lele dan gudeg Mbah Marto Nggeneng yang terletak di daerah Sewon, Bantul, tepatnya di belakang kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja.

Di mana letak warung mangut lele ini?
Oke dibutuhkan sedikit perjuangan untuk dapat menemukan warung mangut lele ini karena letaknya yang berada di tengah-tengah perkampungan dan tidak ada papan petunjuk arah sama sekali untuk menuju warung ini. Dari arah Jogja langsung saja menuju Jalan Parangtritis ke arah kampus ISI Jogja. Dari kampus ISI Jogja lurus ke selatan sedikit sampai menemukan Kantor Pos cabang Sewon di kiri jalan. Nah di seberang jalan Kantor Pos tersebut terdapat sebuah gang (di kanan jalan), masuk saja ke sana, tinggal gunakan GPS manual alias bertanya kepada penduduk sekitar. Mereka akan menjelaskan jalan menuju warung mangut lele Mbah Marto ini karena warungnya yang memang cukup terkenal. Karena lokasinya berada di tengah perkampungan yang memiliki gang cukup sempit, pintar-pintarlah memilih jam kedatangan apabila Anda tidak ingin kebingunan mencari tempat parkir kendaraan.


Bagaimana suasana warungnya?
Nah, menurut saya warung Mbah Marto ini cukup unik dan berbeda dengan warung makan kebanyakan dalam menggelar dagangannya. Jangan harap Anda akan menemui dagangan makanan di depan rumah, yang ada hanya sekumpulan orang yang sedang asyik menyantap makanan di jajaran kursi panjang.

Pengunjung yang ingin membeli makanan di warung Mbah Marto dipersilahkan langsung masuk ke dalam rumah dan menuju ke bagian pawon atau dapur yang masih beralaskan tanah. Inilah keunikan warung makan milik Mbah Marto, semua menu masakan disajikan langsung di pawon. Pawon merupakan sebutan untuk dapur dalam bahasa Jawa, suasananya sangat khas dengan kompor tungku dari bahan batu bata, kayu bakar untuk bahan bakar, dan juga kepulan asap yang berasal dari proses memasak. Kesan ndeso memang terasa sangat kental ketika memasuki pawon ini.

Menu masakan di warung Mbah Marto disajikan di dalam baskom-baskom besar, kemudian di tata di atas amben (dipan yang terbuat dari kayu) beralaskan tikar. Pengunjung dipersilahkan mengambil menu makanan secara prasmanan sesuai dengan selera masing-masing. Mbah Marto biasanya akan duduk di amben tersebut sambil melayani pembeli yang memesan untuk dibungkus. Beliau selalu melayani pembeli dengan telaten dan selalu melemparkan senyum ramah khasnya. Oh iya karena beliau sudah sepuh dan pendengaran beliau mulai menurun, maka jangan heran jika berbicara dengan beliau harus dengan volume yang sedikit keras. Beliau juga tidak bisa berbahasa Indonesia, namun bisa menjawab pertanyaan dengan bahasa Jawa dan diselingi gurauan khas ala Mbah Marto.

Bagaimana dengan menu masakannya?
Warung milik Mbah Marto terkenal dengan masakan mangut lele dan gudeg yang memiliki cita rasa sangat khas. Masakan mangut lelenya memiliki ciri khas dalam proses memasak, yaitu lele ditusuk dengan pelepah daun kelapa kemudian diasap dengan sabut kelapa. Proses ini menjadikan lele tidak lengket karena pelepah mengeluarkan minyak saat dibakar dan juga menimbulkan aroma sangit yang khas. Lele yang sudah diasap kemudian dicelupkan ke dalam kuah bumbu rujak bercita rasa cukup pedas sehingga bumbunya dapat merasuk ke dalam daging lele. Menu andalan berikutnya adalah gudeg. Berbeda seperti gudeg-gudeg di warung kebanyakan yang berbahan dasar nangka muda dengan cita rasa manis, gudeg ala Mbah Marto justru diberi campuran daun pepaya yang memberi cita rasa pahit pada masakan gudegnya.


Menurut sejumlah penelitian, lele mengandung gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Lele mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh atara lain sebagai sumber energi, sumber protein hewani, lemak, kalsium, fosfor,zat besi, natrium, tiamin, riboflavin, dan niasin. Kandungan bahan-bahan tersebut sangat bermanfaat bagi tubuh, selain lele memang terkenal sebagai sumber gizi protein hewani yang murah meriah dan mudah untuk didapatkan. Daun pepaya memiliki manfaat yang takkalah hebat bagi tubuh kita. Kandungan yang terdapat dalam daun pepaya memiliki manfaat sebagai pencegah jerawat, pencegah kanker, penstabil tekanan darah, dan paling penting adalah obat mujarab untuk meningkatkan nafsu makan.

Ada cerita menarik di balik kisah asal-usul keberadaan masakan mangut lele ini. Ketidaksengajaan Mbah Marto mencelupkan dagangan lelenya ke dalam kuah bumbu rujak karena bakul yang dia bawa untuk berdagang keliling sudah tidak muat lagi menampung barang dagangannya. Ya, ketidaksengajaannya mencampurkan lele ke dalam kuah bumbu rujak tersebut membuat Mbah Marto terkenal dengan racikan masakan mangut lelenya yang melegenda kini.

Selain menu mangut lele dan gudeg daun pepaya, warung Mbah Marto ini juga menyediakan berbagai lauk pauk tambahan seperti opor ayam kampung, tahu, tempe, telur yang diberi bumbu kuning, sambel goreng krecek, dan tak ketinggalan pula menu garang asem.

Bagaimana dengan harganya?
Untuk seporsi nasi, mangut lele, gudeg, kerupuk, dan es teh manis dibandrol dengan harga Rp 14.000,00 saja (data bulan Oktober 2012). Ya, harga tersebut memang sebanding dengan cita rasa, suasana pawon khas ndeso yang ditawarkan, tak lupa juga keramahan Mbah Marto yang selalu setia melayani pembeli dengan setulus hati. Nah penasaran ingin menikmati lezatnya mangut lele dan gudeg ala Mbah Marto ini? Monggo, silahkan blusukan ke warung yang terletak di belakang kampus ISI Jogja ini.

Jelajahi kekayaan kuliner asli nusantara ya :)

http://nutrisiuntukbangsa.org/jelajah-gizi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar