Selain mendapat julukan sebagai Kota Pahlawan, Surabaya juga menyimpan banyak museum yang cukup menggiurkan untuk dikunjungi. Adalah Museum Kesehatan Dr Adyatma, sebuah museum yang memiliki koleksi yang cukup unik yang berada di kota dengan sebutan Ujung Galuh pada jaman dahulu. Saya mengenal museum ini dari tayangan Kick Andy Show, yang bertemakan "Merekam Jejak Negeriku". Tayangan tersebut menceritakan beberapa museum unik yang ada di Indonesia.
Adalah dr. Haryadi Suparto, seorang dokter dan juga ahli dalam bidang supranatural yang mendirikan Museum Kesehatan ini. Museum ini menempati bangunan bekas Rumah Sakit Kelamin yang dahulu merupakan rumah sakit kelamin terbesar di Asia Tenggara. Museum ini masih satu kompleks dengan Kompleks P3SKK Depkes RI dan Akademi Akupuntur Surabaya. Museum Kesehatan memiliki desain bangunan yang cukup sederhana. Keunikan dari museum ini adalah barang-barang koleksi yang dipajang di museum. Koleksi Museum Kesehatan Dr. Adyatma ini secara umum menggambarkan upaya manusia di dalam menjaga kesehatan serta alat-alat yang digunakan di dalam proses penyembuhan penyakit. Tak hanya peralatan medis saja yang dipamerkan, melainkan alat-alat non medis juga dipajang di museum ini. Alat-alat non medis yang digunakan merupakan hasil kebudayaan lokal dari beberapa suku bangsa yang menghuni negara Indonesia tercinta.
Museum Kesehatan Dr Adyatma ini memiliki tiga buah ruangan yang masing-masing memiliki koleksi yang cukup unik. Di ruangan pertama diberi nama ruangan "Kesehatan Sejarah". Di bagian ruang pertama ini kita akan disambut oleh patung ganesha serta boneka jailangkung dan nini thowok yang agak menyeremkan memang. Di ruangan ini dipamerkan beberapa barang-barang dan foto-foto yang mengggambarkan sejarah dari kesehatan medis di Indonesia, seperti tokoh-tokoh kesehatan Indonesia, ijazah dokter di sekolah kedokteran pada jaman STOVIA serta seragam yang dikenakannya, termasuk di dalamnya sejarah singkat pendirian Museum Kesehatan ini. Memasuki ruangan lebih ke dalam lagi, kita akan disuguhi barang-barang yang digunakan dalam prakik medis. Rasanya penasaran ingin masuk lebih ke dalam lagi, tapi apa daya, saya merasakan hawa yang sedikit tidak mengenakkan bagi saya. Walaupun tata lampu dan penerangan cukup terang, tapi saya pun mengurungkan niat untuk menjelajah lebih dalam lagi dan memutuskan untuk keluar menuju ruangan berikutnya. Bukan bermaksud untuk menakut-nakuti, tapi alangkah lebih baik jika berkunjung ke museum ini beramai-ramai bersama teman atau rombongan.
Ruangan kedua dinamai ruangan Kesehatan IPTEK. Di ruangan ini dipamerkan beberapa inovasi alat kesehatan seperti alat untuk mensterilkan air. Ada pula beberapa benda hasil daur ulang yang berhubungan dengan kesehatan. Namun ada juga beberapa alat yang cukup aneh, seperti peralatan pemulung dan juga kotoran manusia (tinja) yang dibuat tepung kemudian dibuat menjadi kue yang konon dijual di salah satu restoran di Jepang. Memasuki ruangan lebih dalam lagi kita akan disuguhi dengan anatomi flora dan fauna. Bagian ini dikenal dengan sebutan sasana flora dan fauna. Di bagian ruangan ini dipamerkan beberapa flora dan fauna yang sudah diawetkan.
Beranjak menuju ruangan ketiga atau yang disebut dengan "Sasana Kesehatan Budaya". Nah, di sinilah dipamerkan barang-barang yang bersifat non-medis namun berhubungan dengan kesehatan. Banyak yang bilang jika ruangan ini menyimpan barang-barang klenik. Di ruangan ini pula ada penjelasan mengenai santet termasuk juga foto rontgen korban santet yang berisi banyak paku pada bagian dalam perutnya. Karena inilah museum ini lebih dikenal oleh orang-orang sekitar sebagai museum santet daripada Museum Kesehatan. Ada juga kain-kain tradisional dari beberapa daerah yang bisa digunakan untuk mengusir penyakit. Ada pula beberapa jenis air yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit, termasuk air yang dicelupkan dengan batu ajaib milik Ponari yang sempat booming di media beberapa tahun yang lalu. Selain itu masih banyak disimpan alat-alat tradisional lainnya yang berhubungan dengan kesehatan. Satu hal yang menarik perhatian saya adalah adanya kurungan ayam yang terbuat dari bilah bambu. But so far, selama berkeliling di ruang ini menurut saya tidak terlalu menyeremkan seperti pada ruangan pertama. Padahal, di ruangan ini banyak disimpan barang-barang yang konon katanya berbau magis/klenik.
Secara keseluruhan, Museum Kesehatan memang memiliki daya tarik tersendiri seiring dengan cerita seram yang hadir menyelimuti. Koleksi-koleksi yang dimiliki oleh museum ini cukup menarik, walaupun memiliki display yang sederhana. Satu hal yang perlu dijadikan catatan adalah perlu ditambah lagi keterangan pada masing-masing barang yang dipamerkan serta kegunaan dari masing-masing alat yang dimaperkan tersebut sehingga semakin menambah wawasan bagi pengunjung. Satu lagi, untuk mengurangi hawa seram pada Museum Kesehatan ini, akan lebih baik jika diberikan pendamping atau guide untuk menemani pengunjung yang ingin berkeliling di Museum Kesehatan ini.
Jalan Indrapura no 17 Surabaya
telp (031) 3528748 ext 105
harga tiket Rp 1.500,00
jam buka :
Senin - Jumat mulai dari pukul 08.00 - 15.00 WIB
Sabtu - Minggu mulai dari pukul 09.00 - 14.00 WIB
museum tutup pada Hari Libur Nasional
cara menuju ke sana :
dari arah terminal Bungurasih/Purabaya silahkan naik bus kota ke arah Jembatan Merah Plaza (JMP)
lalu turun di halte Kompleks P3SKK Depkes RI atau Rumah Sakit Kelamin Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar