Pasar tradisional bagi saya merupakan salah satu surganya menemukan kuliner-kuliner tradisional yang tak pernah lekang oleh zaman. Salah satunya adalah pasar tradisional yang berada di kawasan Kotagede, Yogyakarta. Di pasar tradisional ini kita dapat menemui beberapa jajanan tradisional khas yang mungkin saja sudah jarang kita temukan.
Adalah jadah manten, sebuah jajanan khas daerah Jogja yang mungkin saya keberadaannya asing bagi telinga Anda. Makanan berbahan dasar beras ketan ini sekilas memiliki komposisi yang mirip seperti lemper, hanya saja bentuk penyajiannya dibuat berbeda. Jadah manten memiliki komposisi bahan seperti beras ketan, santan, daging ayam/sapi sebagai isian. Setelah beras ketan dan santan dikukus hingga matang, adonan kemudian diberi isian cacahan daging ayam atau daging sapi yang sudah diberi bumbu-bumbu kemudian dibungkus dengan kulit dadar. Setelah itu kemudian adonan dilipat dilipat dan dijepit dengan tangkai bambu. Pada ujung tangkai bambu tersebut disematkan potongan kacang panjang atau buncis yang berfungsi sebagai pengunci jepitan. Langkah terakhir adalah membakar jadah manten yang sudah dijepit dengan tangkai bambu tersebut di atas bara arang hingga mengeluarkan aroma yang khas.
Jadah manten memiliki rasa yang gurih, perpaduan antara campuran santan serta isian daging di dalamnya. Panganan ini dahulu merupakan cemilan kegemaran Sultan Hamengkubuwono VII. Dalam perkembangannya, tak hanya kalangan yang tinggal di dalam kraton saja yang dapat menikmati makanan bercita rasa gurih ini, masyarakat luas yang berada di luar kraton pun akhirnya dapat menikmatinya pula. Jadah manten biasanya disajikan ketika ada acara pernikahan. Makanan ini biasanya dibawa oleh pihak pengantin laki-laki saat bertemu dengan mempelai perempuan. Jadah manten sendiri memiliki makna agar kedua mempelai yang melangsungkan pernikahan dapat awet dan senantiasa tetap lengket, seperti sifat dan tekstur dari olahan jadah tersebut.
Bagi yang penasaran dengan rasa dari olahan jadah manten ini, tak perlu harus menunggu ada acara pernikahan karena Anda dapat menemukan jajanan tradisional ini di Pasar Kotagede, khususnya di lapak pedagang yang menjual aneka jajanan pasar. Harganya cukup murah kok, satu buah jadah manten dihargai sekitar Rp 1.500,00 saja :)
Jadah manten memiliki rasa yang gurih, perpaduan antara campuran santan serta isian daging di dalamnya. Panganan ini dahulu merupakan cemilan kegemaran Sultan Hamengkubuwono VII. Dalam perkembangannya, tak hanya kalangan yang tinggal di dalam kraton saja yang dapat menikmati makanan bercita rasa gurih ini, masyarakat luas yang berada di luar kraton pun akhirnya dapat menikmatinya pula. Jadah manten biasanya disajikan ketika ada acara pernikahan. Makanan ini biasanya dibawa oleh pihak pengantin laki-laki saat bertemu dengan mempelai perempuan. Jadah manten sendiri memiliki makna agar kedua mempelai yang melangsungkan pernikahan dapat awet dan senantiasa tetap lengket, seperti sifat dan tekstur dari olahan jadah tersebut.
Bagi yang penasaran dengan rasa dari olahan jadah manten ini, tak perlu harus menunggu ada acara pernikahan karena Anda dapat menemukan jajanan tradisional ini di Pasar Kotagede, khususnya di lapak pedagang yang menjual aneka jajanan pasar. Harganya cukup murah kok, satu buah jadah manten dihargai sekitar Rp 1.500,00 saja :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar