Senin, 18 Februari 2013

Hutan Pinus Dlingo - Sejuknya Udara Pagi di Antara Rapatnya Pepohonan

Hamparan pemandangan hijau yang membentang seolah tak pernah henti-hentinya memanjakan mata, ditambah sejuknya udara siap memikat hati bagi siapa saja untuk berkunjung ke hutan dengan jenis tanaman yang seragam ini.


Siapa sangka jika di salah satu sudut Yogyakarta memiliki sebuah hutan pinus dengan pemandangan yang cantik serta udara yang sejuk? Tak jauh dari Kebun Buah Mangunan, kita akan menemukan sebuah hutan pinus yang bernama Hutan Pinus Dlingo. Secara administratif, Hutan Pinus Dlingo ini terletak di Desa Muntuk, Kecamatan Dligo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Untuk menuju hutan pinus ini cukup mudah, karena papan petunjuk arah sudah tersedia dan udah untuk ditemukan.



Pohon pinus lazimnya dapat kita temukan di daerah lereng pegunungan maupun dataran tinggi. Terakhir saya melihat hutan pinus ketika tracking menjelajahi kaki Gunung Lawu. Namun, keberadaan hutan pinus di daerah Dlingo ini cukup memberikan kejutan kepada saya. Jika saya rindu suasana hutan pinus, tak perlu jauh-jauh lagi pergi ke kaki Gunung Lawu, cukup mememacu kendaraan menuju daerah tenggara Yogyakarta ini.


Hutan Pinus Dlingo merupakan jenis hutan dengan tanaman yang homogen. Sepanjang mata memandang hanya tampak pohon pinus yang tumbuh tinggi menjulang dengan dedaunan yang tumbuh rindang seolah-olah menghalangi sinar matahari yang ingin masuk. Datanglah pada pagi hari, pemandangan cantik sinar mentari yang masuk di antara celah-celah pepohonan menjadi pemandangan yang menambah kecantikan hutan pinus ini. Hawa di hutan pinus ini sangat sejuk, bahkan cenderung lembab. Hal ini disebabkan oleh rindangnya dedaunan dari pohon pinus yang menutupi area hutan, sehingga tak heran jika tanah di bawah menjadi cukup basah. Di bagian tanah di hutan pinus ini terkesan berwarna merah, berasal dari daun-daun pinus yang jatuh berguguran. Pada musim penghujan seperti sekarang ini, kita dapat menemukan bunga pinus yang berwarna merah cantik tumbuh subur di antara benih-benih pohon pinus yang tumbuh subur. Bunga pinus yang sudah kering ini biasanya dapat dijadikan sebagai bahan kerajinan tangan.


Tanaman pinus juga menjadi salah satu komoditi sebagai penunjang ekonomi bagi penduduk setempat. Selain ranting yang berjatuhan dimanfaatkan untuk kayu bakar, getah pohon pinus pun memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Maka tak heran jika di bagian batang pohon pinus ini terdapat goresan-goresan untuk mendapatkan getahnya. Getah dari penyadapan pohon pinus tersebut kemudian dijadikan untuk produk olahan dalam industri. Sebenarnya agak miris juga jika penyadapan pohon pinus ini dilakukan secara sembarangan tanpa memperhatikan prosedur. Banyak pohon yang diberi goresan-goresan begitu saja sehingga kulit batangnya terkelupas cukup dalam.


Hutan Pinus Dlingo ini memang dapat dijadikan sebagai tempat wisata alternatif, baik bersama teman maupun keluarga. Udara yang sejuk dan pemandangan yang cantik menjadikan Hutan Pinus Dlingo ini menjadi tempat favorit untuk berekreasi sekedar untuk menggelar tikar sambil menikmati bekal, tempat pengambilan gambar untuk model maupun pre-wedding, dan juga tempat pengambilan gambar untuk beberapa adegan FTV. Satu hal yang masih disayangkan dari hutan pinus ini adalah belum adanya fasilitas pendukung pariwisata seperti MCK maupun tempat sampah. Di beberapa sudut hutan masih ada saja tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab membuang sampah sembarangan walaupun sudah ada papan peringatan. Ya, keberadaan Hutan Pinus Dlingo ini semakin menambah pilihan tempat untuk berwisata di Yogyakarta bukan?

keterangan :
tidak ada tiket/retribusi khusus untuk memasuki area Hutan Pinus Dlingo ini
tarif parkir motor Rp 2.000,00
tarif parkir mobil Rp 5.000,00
pengelolaan parkir masih sangat sederhana, hanya terdapat sebuah gubug untuk memarkir motor, pengelolaan parkir ini dikelola oleh masyarakat setempat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar