Senin, 18 Februari 2013

Thiwul Ayu "Mbok Sum" Mangunan, Dlingo, Bantul, Yogyakarta

Berkunjung ke suatu tempat, tidak lengkap rasanya jika tidak mencicipi kuliner khas setempat. Berada di jajaran pegunungan selatan, daerah Mangunan memiliki sebuah kuliner "ndeso"  yang khas dan sayang jika dilewatkan.


Jika Anda bertandang menjelajahi daerah Mangunan, khusunya Kebun Buah Mangunan dan Hutan Pinus Dlingo, tak ada salahnya jika mampir mencicipi makanan khas masyarakat di kawasan pegunungan kidul ini. Thiwul Ayu "Mbok Sum", sebuah kuliner khas yang siap menuntaskan rasa kangen maupun rasa penasaran Anda terhadap panganan pokok pada masa penjajahan ini.



Tiwul merupakan salah satu makanan pokok pengganti beras. Panganan ini berbahan dasar ketela pohon (singkong) yang memiliki kandungan karbohidrat dan juga kalori yang cukup tinggi. Panganan ini cukup terkenal di kalangan masyarakat yang menghuni kawasan pegunungan kidul, meliputi daerah Pacitan, Wonogiri, dan Gunung Kidul yang terkenal tandus dan gersang. Daerah pegunungan selatan memang cukup terkenal sebagai salah satu tempat penghasil singkong yang cukup banyak, karena jenis tanaman ini mampu tumbuh dan berkembang di tanah yang minim dengan air. Maka tak heran jika banyak penduduk yang beralih mengolah singkong untuk dijadikan makanan pokok, karena dari segi harga memang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan memakan nasi.


Proses pengolahan tiwul pun memiliki proses yang cukup panjang dan sedikit rumit. Singkong yang telah dikupas kemudian dijemur hingga kering untuk kemudian diolah menjadi tepung gaplek. Setelah menjadi tepung, proses selanjutnya adalah menguleni adonan dengan cara menaruh tepung gaplek di atas tampah (tempat berbentuk bulat terbuat dari anyaman bambu) kemudian diperciki air sambil diaduk-aduk hingga berbentuk butiran-butiran. Adonan ini kemudian dikukus di dalam dandang hingga matang dan tak lupa diberi campuran daun pandan untuk menambah aroma pada tiwul. Untuk penambah rasa, biasanya tiwul ini diberi tambahan gula jawa dan parutan kelapa.


Thiwul Ayu "Mbok Sum" ini pun sudah melakukan beberapa inovasi dalam hal rasa sehingga dapat diterima masyarakat di era sekarang ini. Ada beberapa pilihan rasa tiwul di tempat ini, antara lain adalah tiwul gula jawa, tiwul gula pasir, tiwul sambal, dan tiwul gurih. Pilihan saya jatuh kepada tiwul gula jawa. Tiwul ini memiliki tekstur yang kenyal, dengan perpaduan rasa manis dan gurih yang berasal dari campuran gula jawa dan juga parutan kelapa. Aroma tiwul pun cukup khas dan menggugah selera. Rasa tiwul ayu "Mbok Sum" memang sangat pas bagi lidah saya yang berselera ndeso ini. Oh iya sekedar tips, bagi Anda yang tak terbiasa memakan tiwul, jangan memakan tiwul dalam keadaan perut yang kosong karena menjadikan perut terasa begah. Sebaiknya Anda makan makanan biasa dulu sebelum memakan tiwul untuk menghindari gangguan perut begah.


Walaupun menjual menu tradisional, namun pengemasan dan juga sistem pemasaran Thiwul Ayu "Mbok Sum" ini sudah menerapkan cara yang modern lho ! Tiwul-tiwul dari tempat ini dimasukkan ke dalam kardus makanan dalam penjualannya. Anda pun dapat memesan tiwul ini melalui telepon maupun melalui email. Tak perlu khawatir untuk jauh-jauh datang ke daerah Mangunan, karena Thiwul Ayu "Mbok Sum" sudah menerapkan sistem delivery service ! Hanya saja untuk sistem pesan antar ini saya kurang tahu harus minimal berapa order dan juga ongkos kirimnya. Satu buah tiwul ayu ini dihargai Rp 3.500,00 saja, sangat murah bukan? Nah, bagi Anda penggemar kuliner otentik dan kebetulan sedang menjelajah daerah Mangunan, jangan lupa mampir ke warung Thiwul Ayu "Mbok Sum" ini.

keterangan :
warung Thiwul Ayu "Mbok Sum" ini biasanya sudah buka sejak pagi
CP untuk pemesanan :
HP 081 931 709 303
email : thiwulayu_mboksum@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar