|  | 
| Tim dari PANDA (Kemal n Idris), Tim TSA (Agum, Alwin, Pay, Handika) | 
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 18:15 wib. kami pun segera berangkat untuk mempersingkat waktu dan tidak lupa memakai mantel hujan, maklum waktu kebarangkatan kami Alam nya kurang bersahabat dengan kami, Hujan yang cukup deras turun di Medan dan sekitarnya pada saat itu. setelah semua nya siap memakai mantel hujanya kami pun langsung berangkat. CapCus Cin.......!!!!! hehehhe. #Sedikit Humor biar  aga seru bacanya?.. wkwkwk. Kami pun langsung memacu sepeda motor kami dgn kecepatan rata-rata kurang lebih dari 60-80 km/ jam, maklum jarak yg mau kami tempu sangat jauh kurang lebih perkiraan saya sekitar 480 km dari Medan, butuh waktu 12 jam lebih perjalanan dengan sepeda motor, itu pun paling cepat. setelah menempu perjalanan sekitar 120-130 KM  kami pun berhenti sejenak untuk istirahat dan memasak untuk makan tengah malam. tepatnya di kota objek pariwisata parapat (
danau toba)  kalau tidak salah sampai di sana jam setengah 1 malam lumayan lama, untuk perjalanan Medan - Parapat pada saat itu,maklum lah ada beberapa kendala yang kami lalui pada saat perjalanan itu.
Tak terasa menu makan malam pun sudah tersaji , mau tau menu nya apa? rahasia dong?..... hahahaha. Cukup lezat lah menu makan malam pada saat itu bagi kami yang jiwa petualang. Secangkir kopi, tidak lupa tentunya, walau pun kopinya sangat aneh rasanya bagi saya, manis,pahit & asin menjadi satu rasanya? Setelah menu makan malam kami santap dengan lahap hinga habis, kamipun melanjutkan perjalanan kami, maklum masih jauh perjalanan yang harus kami tempuh lagi kurang lebih sekitar 360 atau 370 km lagi untu sampai ditujuan. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 12 jam perjalanan akhirnya kami sampai di kawasan Taman Nasional Batang Gadis.   Saya pun menyempatkan diri untuk foto di sini. hiihihiih..
Perjalananpun kami lanjut kan kembali  untuk mencari 
desa Sibanggor julu, kecamatan Puncak sorik merapi, dikarenakan kami semuanya belum ada yang pernah kemari, baik PANDA maupun Telapak Sumut Adventure (TSA), kami pun bertanya ke pada seorang pemuda di daerah itu, setelah mendapatkan informasi yang jelas mengenai lokasi desa Sibanggor julu oleh pemuda itu, kami pun langsung tancap Gas, sambil mengikuti panduan arah yang iya berikan pada kami tadi, ternyata benar tidak kurang dari 10 menit kami tiba di desa Sibanggor Julu, kecamatan Puncak Sorik Merapi. Sesampainya disana, kami segera menuju rumah kepala desa setempat untuk meminta izin pendakian gunung Sorik Merapi. Sesampainya di rumah kepala desa, ternyata kepala desanya sedang tidak ada di rumah. warga setempat menyuruh kami melapor, ke wakil kepala desa setempat, setelah kami tanyakan di mana letak rumah wakdes (wakil kepala desa) nya teryata tidak jauh dari rumah kepala desa nya. Tidak mau banyak bicara rekan kami dari PANDA (kemal) dan Alwin dari TSA mengambil inisiatif sendiri untuk pergi ke rumah wakil kepala desa.
Sambil menungu teman kami yang sedang melapor ke rumah wakil kepala desa, tampak jelas dari kejauhan puncak gunung sorik merapi.satu lagi yang membius mata saya adalah rumah warga di desa Sibanggor julu ini, sangat kental dengan tradisi lokal yang mengunakan atap rumahnya mengunakan ijuk, dengan matrial dinding dan lantai menggunakan kayu ,bahkan ada beberapa rumah yang tidak mengunakan paku, kecuali belitan tali rotan sebagai perekat,   Saya pun tidak mau menyia~nyiakan kesempatan ini untuk mengambil foto di rumah tradisional  ini.
Selang waktu beberapa menit saja setelah saya mengambil foto di rumah tradisional ini, teman saya Kemal & Alwin pun tiba kembali di tempat kami tadi mengumpul. kami di bolehkan 
mendaki gunung sorik merapi dengan  Catatan, mengikuti peraturan yang berlaku di kampung ini. Peraturannya adalah Pertama, biaya retribusi pendakian Rp. 50 ribu/grup untuk pembangunan desa setempat. Kedua mendaki gunung sorik merapi harus mengunakan Guide (Pemandu), masalah harga jasa pemandu yang harus kita bayar? itu pandai-pandai kita melobinya, soalnya  kalau tidak memakai jasa  guide, kita tidak di perbolehkan mendaki gunung Sorik Merapi . Secara Tidak langsung siapa saja yang mau mendaki ke gunung sorik merapi ini, wajib hukumnya  memakai guide. saran dari saya sih, kalau kawan-kawan, yang ingin melakukan pendakian ke gunung sorik merapi  ini sebaiknya  ramai-ramai minimal 20 orang, atau lebih agar  lebih terasa ringan biyayanya.
Well....            Kita lanjutkan lagi yaa cerita perjalanan TSA & PANDA menuju puncak Sorik Merapi...^_^
Setelah melakukan negosiasi yang cukup alot dengan guidenya, kesepakatan harga pun telah deal dengan nominal harga yang telah kami sepakati. untuk pendakian ke puncak Sorik Merapinya, waktunya pun sudah kami tentukan Hari, tanggal dan jam pendakiannya? Selasa, 30 Desember 2013 pukul 1 malam. itulah waktu yang kami tentukan untuk pendakian ke puncak sorik merapi. sambil menungu waktu pendakian kami diberi tempat istirahat yang cukup bagus untuk kami beristirahat.
|  | 
| Ini lah tempat peristirahatan kami sebelum mendaki gunung sorik merapi. Kalau tidak salah namanya Sopo Godang | 
Tidak terasa jam sudah menunjukan jam 9 malam, teman saya  kemal & indra pun mulai memasak untuk santapan makan malam kami semua. Sambil menungu menu, makan malam siap di hidangkan, saya dan teman-teman yang lain bermain dam batu, untuk mengisi kekosongan kami.  bercanda gurau tertawa lepas sunguh momen yang tidak pernah saya dapatkan saat di kota Medan. Hidangan makan malam pun sudah siap, di hidangkan oleh Kemal dan Indra, serentak permainan kami hentikan. tidak butuh waktu yang lama, untuk menghabiskan, hidangan makan malam yang nikmat ini. menurut saya hidangan nya sih biasa-biasa saja hanya kebersamaannya lah yang memberikan poin kenikmatan itu. Setelah siap menyantap makan malam, minuman penghangat badan pun menyusul yaitu segelas bandrek susu. Mumpung masih panas saya pun meminumnya secara pelan-pelan sedikit demi sedikit tidak terasa habis lah secangkir bandrek susu, yang ada di cangkir saya. Dan tidak terasapun sudah jam 11 malam, Kurang lebih  2 jam lagi kami akan mulai melakukan  pendakian gunung Sorik Merapi, sambil menunggu pukul 1 malam kami pun bermain dam batu kembali.  Baru  1 jam permainan, mata kami semuanya teras berat sekali, kalau di tidurkan pasti kami semuanya tidak ada yang terbangun. Dan kami semuanya pun sepakat untuk mengambil inisiatif untuk siap-siap dan packing segala peralatan, setelah semuanya selesai, masing-masing dari kami melakukan pemanasan ringan, ada yang push up, sit up macam-macam lah. setelah semuanya selesai kami pun bergegas kerumah bang Adam Wahid. dia adalah guide kami untuk menuju puncak Sorik Merapi.
Dengan petunjuk yang iya berikan kepada kami tadi, tentang keberadaan rumahnya, berangkat lah kami dengan mengunakan sepeda motor kami masing-masing, tiba lah kami semunya di halaman rumah bg Adam, ternyata dia sudah menungu kami. Lalu kemudian ia pun menyuruh kami agar meletakan Tas ransel kami, di dalam rumah nya. Hanya peralatan yang penting-penting saja lah yang kami bawa ke puncak sorik merapi, seperti 
Headlamp (senter kepala) sangat perlu bagi kami untuk menerangi jalan, apa lagi kami  yang melakukan pandakian pada malam hari seperti ini. Lalu 
Air mineral, kami hanya membawa secukup nya saja, kurang Lebih 5 liter untuk 6 orang, yang melakukan pendakian saat itu , sebenarnya sih sedikit ragu dengan hanya membawa persedian air sebanyak 5Liter, apa lagi kami belum tau medannya  seperti apa. kalau pun nanti kami kekurangan air mineral, menurut info yang saya ketahui dari orang-orang maupun dari artikel yang pernah saya baca katanya sih ada sumber mata air di atas sana,walau pun katanya rasanya sedikit asam, konon airnya bisa menyembuhkan penyakit atau membunuh racun-racun yang ada di dalam tubuh kita. Semakin penasaran untuk melihat mata air tersebut. 
Logistik, kami hanya membawa 2bua bungkus roti U****S. dan ini lah yang paling penting  bagi kami anak-anak Telapak sumut Adventure, Bendera kebesaran TSA dan Spanduk Telapak Sumut Adventure.
Setelah semunya sudah siap, kami pun memulai perjalanan pendakian Mt. Sorik Merapi, Rinjaninya Sumatera.  Kami sudah melewati titik awal pendakian setelah melewati rumah penduduk. Rumah-rumah pangung disini sangat kental dengan teradisi lokal yang beratap ijuk dengan matrial dinding dan lantai dari kayu, setelah melewati rumah penduduk jalan setapak pun menjadi jalur pendakian kami,dengan lebih dulu melewati perkebunan coklat, kopi, karet, dan tanaman keras lainnya. Titik awal pendakian menyambut kedatangan kami, karna di mulai dengan jalan tanjakan yang lumayan extrim saya rasakan pada saat itu, kalau saya perkirakan 75derajat apa lagi dengan setamina kami yang sudah banyak terkuras sewaktu perjalanan dari  Medan kemari. Setidaknya 30 sampai 40 menit bahkan bisa lebih kalau saya perkirakan untuk bisa melewati jalan tanjakan yang berada di ketingian 1.100 meter dari permukaan laut, setelah melewati jalan tanjakan dengan kemiringan 75 derajat, yang saya perkiraka tadi, bang Adam, pemandu kami berhenti, dan saya pun bersama 2 orang teman yang ikut gabung bersama kami memanfaatkan waku untuk istirahat sebentar, sambil menunggu teman-teman yang lain yang masih di belakang kami.
Napas saya pun terasa ngos-ngosan maklum ini pendakian saya yang pertama setelah 6 thn yang lalu terakhir saya mendaki. Saya gunakan waktu itu untuk mengambil nafas, dan mengatur pernapasan saya, sesekali saya lihat sekeliling saya hanyalah kegelapan yang ada,... hehehehhehehe... Ya pasti gelap lah.!....  Namanya juga pendakian di malam hari.....!!!! hahahaha. Tapi itu berbanding terbalik kalau saya tadi melihat sekeling saya  hanyalah kegelapan yang dapat terlihat oleh mata saya, berbeda 180 derajat’ ketika saya melihat ke atas langit. Ribuan bahkan jutaan bintang-bintang  yang sinarnya seperti mengoda mata saya.  Sunguh takjub saya melihat kekuasaan mu Tuhan. Teman-teman yang tadi di belakang  sekarang sudah berkumpul bersama. Kamipun melanjutkan perjalanan  dengan langkah-langkah kecil. Perjalanan pun terus menanjak, dan menguras tenaga saya dan yang lain. Kini sampailah kami di perbukitan tandus, Saya pun sempat  sedikit heran dengan tempat ini, kenapa kelihatan seperti habis terbakar.  Rasa penasaran saya pun dengan tempat ini. ternyata sama,dengan apa yang di rasakan oleh teman saya kemal.  Kemal pun menanyakan kepada alwin. "coba win tanyakan  sama abang itu, kenapa tempat ini terlihat seperti habis  terbakar?", berhubung kemal sudah menayakan itu?  jadi buat apa lagi saya menanyakanya kembali. lebih bagus saya mendengarkanya dari mereka. Alwin pun langsung menanyakanya  kepada bg adam, dengan mengunakan bahasa daerah,   bg adam langsung  menjelaskanya dengan menggunakan bahasa daerah juga, Lalu pun Alwin, mengartikanya ke dalam bahasa indonesia kepada kemal, kebetulan pada saat itu saya persis di belakang mereka, jadi saya  tahu tentang tempat yang membuat rasa penasaran saya ini. Rupanya perbukitan tandus ini dulunya  adalah perbukitan belerang yang aktif, lebih kurang 10 Tahun yang lalu perbukitan ini pernah mengeluarkan percikan api, sehinga membuat kawasan ini terbakar. Kalau kita pikir-pikir kan memang benar, Belerang  memang mudah untuk terbakar.
Perjalanan pun terus kami lanjutkan  dengan cara berjalan santai, setelah melewati gundukan-gundukan yang bekas tambang belerang, yang sudah tidak berproduksi lagi. Akhirnya pun kami memasuki kawasan hutan yang sangat lebat dan lembab.  Mungkin ini yang di maksud dengan Hutan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG). Semakin memasuki hutan, tanjakan semakin terjal saja, dan medan yang kami lewati semakin licin, sesekali pun saya terpeleset karna medannya yang lumayan cadas bagi saya untuk di lalui. Tapi itu semua tidak menyurutkan niat saya untuk sampai ke puncak gunung sorik merapi tersebut. Langkah saya pun saya perlambat, agar tidak banyak menyerap tenaga, maklum tanjakan masih banyak lagi menungu di depan sana. Udara yang dingin pun hampir tidak saya rasakan lagi , malah cucuran keringat membasahi badan dan baju, yang dirasakan pada saat itu sangat lah gerah  kalau lagi berjalan, tapi kalau sedang berhenti  atau istirahat,  terasa dingin yang menusuk tulang, setelah  berjalan beberapa jam di dalam hutan, hanya pepohonan-pepohonan yang berukuran besar  yang kami lihat.  Dan kami pun akhirnya  memasuki pohon~pohon pandan raksasa, yang panjang daunnya bisa mencapai 2meter bahkan lebih,  Daun dan batangnya yang dihiasi dengan duri~duri  tajam yang setiap saat bisa saja melukai saya dan teman yang lainnya  sewaktu berjalan di bawahnya.
Sambil menungu teman yang masih ada di belakang, saya pun duduk di bawah pohon yang sangat besar ukurannya dan saya sambil  meminta air degan  salah seorang teman saya,  yang saat itu ada di sebelah saya. Hanya  sekedar mambasahi kerongkongan yang sudah sangatlah kering saat itu?  Sambil menungu teman-teman yang tertingal di belakang?  Saya pun mengatur pernapasan saya kembali,  Nafas saya seperti mau habis rasanya pada saat itu. Setelah nafas  saya mulai teratur kembali, ternyata kawan-kawan yang di belakang  lumayan jauh jarak nya. Cahaya lampu mereka pun mulai kelihatan dari tempat peristirahatan kami, tidak  lama menungu, kemudian mereka pun sampailah  di tempat kami,  Kami pun semua melanjutkan perjalanan lagi, Tanjakan demi tanjakan kami lalui dengan perlahan-lahan dan sangat hati-hati ,  duri-duri  dari batang pohon dan daun pandan  raksasa yang berserakan di bawah. Sesekali  menusuk kaki saya. Dan setelah bejalan beberapa jam sampai lah kami di peristirahatan yang terahir.  Di mana 2 orang dari kami, tetap melanjutkan perjalanan ke puncak yaitu Indra dan Kemal dari tim PANDA. Sedangkan saya dan teman-teman dari Telapak Sumut Beristirahat sejenak.  Teman kami kemal & indra,  perlahan-lahan langkah kaki mereka hilang dari hadapan kami. Maklum, teman  kami dari  PANDA, Kemal dan Indra mengejar waktu untuk pulang ke Medan. Tangung jawab dari pekerjaan lah yang membuat mereka tidak bisa berlama-lama dengan kami disini. Hanya cahaya dari headlamp mereka lah yang saya lihat dari tempat per istirahatan kami. Saya pun bersandar di pohon yang besar, sambil menghirup udara yang segar,  Dan  tanpa sadar, saya dan Pay pun tertidur dengan sangat pulasnya,  hanya dengan bersandar batang pohon yang besar.
Udara yang sangat dingin membuat tidur saya merasa tidak nyaman lagi.  dan akhirnya  saya  terbangun dan begitu saya membukakan  mata saya.  Saya  sedikit terkejud  ternyata hari sudah terang  Saya lihat di sekeliling saya ,hanya Pay yang masih  tertidur  sedangkan yang lain nya   ada yang sedang berbincang-bincang sambil di temani secangkir kopi yang panas. Saya pun mengerakan badan saya  yang saat itu terasa kaku semua, Dan saya pun berdiri dan melakukan gerakan-gerakan kecil agar udara dingin yang melanda saya, tidak begitu terasa. udara dingin seperti ini kita harus banyak bergerak agar tubuh kita tetap terasa hangat. setelah gerakan kecil-kecil saya lakukan, saya menghampiri teman-teman  yang berada di depan  saya. Tidak  banyak bicara dan basa-basi, saya  langsung mengambil secangkir kopi yang masih panas saat itu, dan  langsung saya minum. Secangkir kopi yang panas saat itu, seketika memberikan kehangatan di dalam tubuh saya. Kicauan suara burung-burung pun sangatlah merdu terdengar. Pay  yang tadi masih bersandar di pohon dengan mata tertutup. Kini pun dia sudah terbangun. Setelah secangkir kopi yang tadi telah memberikan kehangatan dan sedikit tenaga di dalam tubuh kami, Kini kami pun melanjutkan perjalanan, dengan tenaga yang masih tersisa. kurang lebih 1 jam tadi saya dan Pay merasakan tidur yang sangat nyenyak kami rasakan. waktu itu kalau tidak salah pukul 7 pagi.
|  | 
| Tempat  beristirahat kami yang terakhir. | 
Perjalanan kami lanjutkan kembali. semakin mendekati puncak, tanjakannya pun samakin menanjak saja, 10 langkah sekali pun saya berhenti untuk mengambil nafas, mana pada saat itu persedian air sudah habis,  Akar pohon rotan yang di potong oleh Alwin pada saat itu tidak mau mengeluarkan air nya. Kerongkongan saya  terasa sangat lah kering sekali saat itu. Langkah kaki saya pun semakin lama, semangkin lambat dan semakin terasa berat untuk di angkat. Terdengar suara bg adam, seperti berbicara dengan seseorang, Ogh?.....  Ternyata dia berbicara dengan teman kami, Kemal dan indra, yang subuh tadi, melanjutkan  perjalanan duluan. Tidak beberapa lama. Kami pun berselisih jalan dengan teman kami, Kemal dan Indra yang mau turun?  Saya lihat, mereka memegang botol yang berisi air, saya pun langsung meminta botol yang berisi air. Tanpa banyak bicara lagi saya pun meminum air itu, ternyata rasa air itu sedikit asam, mungkin ini  air yang bersumber dari mata air yang berada di atas puncak sorik merapi.  Saya pun mengasih botol yang berisi air itu kepada si Alwin, pastinya  dia juga merasakan  yang  sama dengan saya kerongkongan yang kering. Saya bertanya kepada Kemal dan Indra. "Masih jauh pa’ puncak nya?" Mereka berdua serentak  menjawab g’ko. 10 menit lagi kata mereka, mendengar kata 10 menit lagi itu semangat saya pun kembali lagi. Kemal dan Indra pun pamit untuk turun, dan pulang ke Medan duluan, Saya dan Alwin pun berjabat tangan dengan Kemal dan Indra. Hati-hati dijalan,dan sampai jumpa di Medan lagi kawan.. Saya dan alwin pun melanjutkan perjalanan mengingat kata-kata dari Kemal dan Indra tadi yang berkata                          10 menit lagi sampai ke atas, saya dan Alwin  pun, berlari untuk menuju puncak sorik merapi, tapi apa lah daya,baru pun lari  sekitar 20 langkah saja Saat  itu saya dan Alwi  Langsung berhenti sejenak untuk mengatur napas yang masih tersisa. Maklum pada saat itu hanya  semangat kami saja yang timbul, mendengar kata-kata 10 menit lagi nyampai ke puncak  Tapi tenaga kami tidak bertambah sedikit pun.  Setelah berhenti sejenak saya dan alwin pun melanjutkan perjalanan lagi. Setelah beberapa jam melewati hutan pandan ini,  sampai lah kami di tempat yang terang.?  Dari sini puncak sorik merapi sudah tanpak terlihat dengan jelas, asap belerang yang berwarna putih, pun menyembul keluar. Sudah tidak sabar lagi rasanya, saya dan Alwin ingin kesana. tapi kami masi menungu  4 orang lagi  yang masih di belakang  Pay, Agum dan kedua orang yang ikut gabung dengan kami. Setelah  menungu lebih dari 5 menit, teman-teman kami pun belum menampakan dirinya juga, perasaan tadi jarak nya tidakla jauh dengan saya dan Alwin  tapi kenapa bisa lama ya pikiran saya.
Bg Adam berkata dengen saya dan alwin, pergilah kalian duluan kesana biar abg yang menunggu kawan-kawan kalian. Mendengar bg adam berkata seperti itu tanpa buang~buang waktu lagi, saya  dan Alwin pun bergegas menuju puncak  yang sudah terlihat dari sini. Saya dan alwin pun berjalan pelan-pelan dan sangat hati-hati, jalur yang menanjak dan  batu-batuan yang tidak stabil,  salah memijak, maka kami akan tergelincir kebawah,saya melihat di sekeliling saya saat itu hanya ada hamparan batu-batu kerikil, setapak demi setapak akhirnya saya dan alwin sampailah di pucak  yang kami impikan. Begitu sampai di puncak, hal yang pertama saya lakukan adalah, bersujud dan berkata dalam hati sunguh indah nya ciptaan-Mu Tuhan.... Saya pun bangkit, dan teriak sekuat~kuat nya  begitu juga dengan teman saya  Alwin dia pun juga ikut-ikutan teriak, malah lebih kuat lagi suara teriakan dia. hahahahhaha...... Alwin pun langsung mengambil Camera hanfon nya, dan kami pun mengambil gambar dengan Camera HP nya sambil menungu 4 orang lagi teman kami.
|  | 
| Saya (Handika) sewaktu sampai di puncak gunung Sorik Merapi | 
|  | 
| Danau yg ada di puncak gunung sorik merapi danau tertingi di Sumatera Utara | 
Akhirnya satu- persatu teman-teman sayapun telah menyusul saya dan alwin di puncak.  Yang lebih dulu sampai. Tanpa mebuang waktu lagi langsung saja kami bentangkan Sepanduk kebesaran kami Telapak Sumut Adventure.
|  | 
| Kami di puncak gunung sorik merapi saat membentangkan Sepanduk kebesaran kami Telapak Sumut Adventure (Siap Melibas Medan Cadas...!!!) itulah bunyi dari slogan Telapak Sumut. | 
Di belakang kami ini lah 
kawah sorik merapi, benar-benar indah dan mempesona sekali pemandangan dan panorama dari sini, terlihat dengan sangat jelas tanpa ada  halangan. Dan dari puncak ini lah saya bisa memandang luas, dari semua segala arah, bahkan tampak dari kejahuan desa yang menjadi tempat peristirahatan kami. Pemandangan yang begitu indah, seakan –akan menghipnotis rasa lelah saya. Letih dan lelah yang tadi saya rasakan sewaktu mendaki, Hilang seketika begitu saja, saat saya tiba di puncak ini. Udara yang sangat dingin,dan  ditambah hembusan angin yang kencang,sampai-sampai membuat jari-jari tangan saya seperti terasa kaku. Kamipun memutuskan untuk memasak sarapan, dan membuat minuman kopi, untuk menghangatkan badan. Saya dan Alwin beserta Pay pun berkeliling di pingiran bibir kawah Vulkanik, untuk mencari letak sumber mata air yang berada di puncak gunung sorik merapi ini.kami di tuntut untuk berjalan dengan sangat hati-hati. karena bila mana Lalai sedikit saja bisa mengakibatkan nyawa kami melayang. Setelah berjalan tidak beberapa jauh, kamipun  menemukan sumber mata air ter sebut. yang letak nya berdekatan dengan danau vulkanik, kami harus turun untuk mengambil sumber mata air tersebut. Setelah sampai di bawah kami pun mengisi botol-botol yang kosong untuk dibawa kembali ke atas, dan untuk bekal perjalanan turun nanti. Setelah botol-botol semua terisi, kami pun berfoto satu persatu di tempat ini.
|  | 
| Pay saat berada di sumber mata air di Puncak Gunung Sorik Merapi | 
|  | 
| Alwin, di tepian sumber mata air yang berada di puncak sorik merapi | 
|  | 
| Saya (Elang Handika) yang berada di tempat yang sama bersama Pay dan Alwin. | 
Rasa sedikit penasaran saya pun timbul di tempat ini, Banyak fofo yang kami ambil di tempat ini hampir semuanya di selimuti dengan kabut yang tebal. Dan berbanding terbalik, kalau kami sedang tidak mengambil foto atau gambar , seketika tempat ini cerah begitu saja. Biarlah ini menjadi rahasianya sendiri,  Saya ,Alwin dan Pay pun pergi meninggalkan tempat ini .Kebersamaan kami di waktu itu sangat lah hangat, sampai~sampai udara  yang dingin itu hampir tidak terasa                                                                                               dingin nya.
|  | 
| Berfoto bersama di Puncak Gunung Sorik Merapi | 
Itulah kisah dan sebagian foto-foto kami dari 
Telapak Sumut Adventure  yang melakukan pendakian ke Gunung Sorik Merapi, yang berada di desa Sibanggor Julu kecamatan sorik merapi Mandailing Natal Sumatera Utara untuk mengisi kekosongan di Akhir Tahun 2013 kemarin.   Demikianlah Artikel singkat tentang 
kisah Pertualangan atau perjalanan Telapak Sumut Adventure  ke Puncak Sorik Merapi kali ini. Semoga Bermanfaat.. ^_^..
“PUISI UNTUK SORIK MERAPI” 
Kicauan burung terdengar di dalam Hutan
Menandakan adanya hari yang baru akan datang
Indahnya alam ini membuat kami Terpaku 
Perjalanan kami ini pun terasa Haru. 
Kupejamkan Mata Sejenak Saat Tiba di Puncak 
Ku rentangkan Tanganku Sejenak dan Berteriak Sekuat Tenaga
Sejuk, Tenang, Senang kurasakan saat tiba di puncak ini 
Membuat ku seperti melayang kegirangan.
Wahai engkau pencipta Alam ini
Kekagumanku sulit untuk dipendam 
Dari siang hari hinga malam tiba 
Pesona mu tidak pernah Padam
Hembusan angin yg berirama di puncak Pegunungan 
Membuat tumbuh~tumbuhan seperti menari-nari 
Begitu indah melihatnya. 
Seperti berada di taman surga. 
 Sorik Merapi, keindahanmu terasa sempurna
 Kawah vulkanik berwarna hijaumu 
 Membuat semua orang terpana... 
 Membuat semua orang terkesima... 
 Salam Jabat hati dan salam Lestari......!!!! Lestari.....!!!!! Lestari......!!!!!