Selasa, 22 April 2014

Museum Satria Mandala

Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah, itulah kalimat yang sepertinya sangat cocok sebagai lencana untuk di sematkan di depan museum-museum Indonesia, salah satunya adalah museum Satria Mandala, yaitu museum yang menyimpan berbagai saksi bisu deretan sejarah Nusantara Indonesia, serta menggambarkan kiprah sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam rangka merebut dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)dalam waktu yang cukup panjang dengan pengorbanan jiwa dan raga maupun harta benda yang tak ternilai harganya. Cerita dan gambaran Perjuangan bangsa Indonesia dengan kiprah Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai intinya, berjuang secara bahu membahu dalam peta perjalanan bangsa Indonesia. 

Di dalam sejarah, TNI mempunyai peran penting dalam meningkatkan semangat juang dan semangat memperkuat jati diri bangsa serta semangat mempertahankan sendi-sendi serta urat nadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. sebagai garda terdepan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, TNI mempunyai sejarah dan latar belakang yang panjang, yang semua itu bisa dituturkan dan digambarkan melalui Museum-museum, monumen, dan bait-bait tulisan sejarah yang hanya segelintir dibandingkan keadaan yang sebenarnya pada waktu masa lalu.

Museum-museum, monumen, dan perpustakaan, menyajikan peninggalan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, dalam merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan melalui 
diorama-diorama, peninggalan sejarah dan ribuan saksi bisunya yang menggambarkan tentang kejayaan Nusantara dan cita-cita mempersatukan bangsa tersaji di Museum Keprajuritan Indonesia ini. 

Museum Satria Mandala terletak di Jalan Jenderal Gatot Subroto no.14, Jakarta Selatan. Gedung museum ini sebelumnya dikenal sebagai Wisma Yaso yaitu tempat kediaman Ratna Sari Dewi Soekarno dan tempat Bung Karno disemayamkan sebelum dimakamkan di Blitar, Jawa Timur.

Di museum ini tersimpan berbagai benda sejarah yang berkaitan dengan perjuangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari tahun 1945 sampai sekarang, seperti aneka senjata berat maupun ringan, peluru dari berbagai jenis ukuran, atribut ketentaraan, panji-panji dan lambang-lambang di lingkungan TNI, kendaraan perang seperti tank dan panser, berbagai jenis pesawat terbang yang masih tampak kewibawaannya pada masa lalu. Satu diantaranya adalah pesawat Cureng yang pernah diterbangkan oleh Agustinus Adisutjipto serta tandu yang dipergunakan Panglima Besar Jenderal Sudriman saat bergerilya melawan penjajah yang konon tandu ini diperkirakan telah menempuh jarak lebih dari 1.000 km.

Di dalam museum terdapat 74 diorama yang menggambarkan peranan TNI dalam membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Satu diantaranya adalah diorama yang menggambarkan tentang Pertempuran Surabaya pada tanggal 10 November 1945. Masih dalam kompleks Museum Satriamandala terdapat Gedung Waspada Purbawisesa menyajikan diorama yang menggambarkan perjuangan TNI bersama-sama rakyat menumpas gerombolan separatis pada tahun 60-an. Selain diorama, dipamerkan pula dokumen, peta operasi, dan benda-benda relik lainnya. 















Alamat:

MUSEUM SATRIAMANDALA
Jl. Gatot Subroto Kav.14 Jakarta Selatan 12710 Telp. 021-522 7946

Tiket: Rp 2.500


Sebagai Penutup Pidato Jendral Soedirman 
Sebagai Berikut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar