Menyambangi pasar tradisional, bagi saya seperti menikmati langsung denyut kehidupan perekonomian masyarakat lokal. Ada transaksi jual beli berbagai macam barang kebutuhan, termasuk sajian kuliner lokal yang menggiurkan. Perjalanan kali ini membawa saya kembali menyambangi Kota Solo, sebuah kota yang terkenal dengan tradisi budaya Jawa yang masih kental, serta kuliner tradisionalnya yang beraneka ragam.
Pagi ini saya menyambangi Pasar Gede untuk mencari kuliner tradisional yang mungkin sedikit mulai sulit ditemukan. Salah satu sajian lokal yang saya cicipi pagi ini adalah pecel ndeso. Bagi masyarakat Jawa, sajian pecel cukup mudah kita temukan dan biasa dijadikan sebagai menu sarapan. Campuran aneka sayuran segar yang direbus kemudian disiram dengan bumbu sambal kacang memberi cita rasa pedas, manis dan gurih yang khas. Namun, pecel ndeso ala Kota Solo ini sedikit berbeda dibandingkan dengan pecel-pecel pada umumnya yang biasa kita temukan.
Letak perbedaannya adalah pada sambal pecel yang digunakan untuk menyiram campuran sayur mayur yang telah direbus. Sambel pecel ala pecel ndeso Solo ini menggunakan campuran bahan cabuk, yaitu ampas dari proses pembuatan minyak wijen. Campuran dari bahan cabuk inilah yang memberikan warna hitam pada sajian sambal pecel ndeso ini.
Pecel ndeso ini biasanya disajikan di atas pincuk yang terbuat dari daun pisang yang menambah kesan tradisional. Sajian pecel ndeso terdiri dari seporsi nasi merah yang disajikan dengan suwiran ayam serta sayuran yang direbus seperti daun bayam, daun singkong, daun pepaya, kacang panjang, kembang turi, kecipir, kecambah, petai cina (melanding) kemudian disiram dengan sambal pecel bertekstur kental dan berwarna hitam. Untuk menambah aroma ditambahkan daun kemangi segar dan juga potongan mentimun yang menambah kesegaran. Tak lupa ditambah dengan karak/kerupuk lempeng (olahan kerupuk dari bahan beras) yang menambah rasa gurih dan kriuk sajian pecel ndeso ini. Sebagai tambahan lauk-pauk, Anda pun dapat menambahkan bongko dan gembrot pada sajian pecel ini.
Bongko merupakan sejenis pepes kacang tholo yang dicampur dengan parutan kelapa. Sedangkan gembrot sejenis pepes yang terbuat dari daun sembukan yang dicampur dengan parutan kelapa. Kedua sajian masakan ini memiliki cita rasa manis dan gurih, sangat pas disajikan dengan menu pecel ndeso ini.
Untuk menikmati sajian pecel ndeso ini, silahkan menyambangi Pasar Gede Solo. Lapak pedagang yang menjajakan pecel ndeso ini terletak di sebelah kiri pintu masuk utama pasar. Walaupun gelaran lapaknya nampak sederhana dan terlihat apa adanya, namun jangan ragukan cita rasanya sajiannya. Pecel ndeso ini memiliki cita rasa yang cukup gurih dengan aroma khas wijen yang menggoda. Sajian pecel ndeso kaya akan serat dan manfaat, harganya pun sangat terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Satu porsi pecel ndeso lengkap dengan lauk-pauknya hanya dibandrol dengan harga Rp 8.000,00 saja. Oh iya, penjual pecel ndeso di Pasar Gedhe ini mulai membuka lapak dari pukul 06.00 pagi hingga sekitar pukul 09.30 pagi saja lho ! Jadi, jangan datang kesiangan jika tidak ingin melewatkan icip-icip sajian pecel ndeso ini ya !
Pagi ini saya menyambangi Pasar Gede untuk mencari kuliner tradisional yang mungkin sedikit mulai sulit ditemukan. Salah satu sajian lokal yang saya cicipi pagi ini adalah pecel ndeso. Bagi masyarakat Jawa, sajian pecel cukup mudah kita temukan dan biasa dijadikan sebagai menu sarapan. Campuran aneka sayuran segar yang direbus kemudian disiram dengan bumbu sambal kacang memberi cita rasa pedas, manis dan gurih yang khas. Namun, pecel ndeso ala Kota Solo ini sedikit berbeda dibandingkan dengan pecel-pecel pada umumnya yang biasa kita temukan.
Letak perbedaannya adalah pada sambal pecel yang digunakan untuk menyiram campuran sayur mayur yang telah direbus. Sambel pecel ala pecel ndeso Solo ini menggunakan campuran bahan cabuk, yaitu ampas dari proses pembuatan minyak wijen. Campuran dari bahan cabuk inilah yang memberikan warna hitam pada sajian sambal pecel ndeso ini.
Pecel ndeso ini biasanya disajikan di atas pincuk yang terbuat dari daun pisang yang menambah kesan tradisional. Sajian pecel ndeso terdiri dari seporsi nasi merah yang disajikan dengan suwiran ayam serta sayuran yang direbus seperti daun bayam, daun singkong, daun pepaya, kacang panjang, kembang turi, kecipir, kecambah, petai cina (melanding) kemudian disiram dengan sambal pecel bertekstur kental dan berwarna hitam. Untuk menambah aroma ditambahkan daun kemangi segar dan juga potongan mentimun yang menambah kesegaran. Tak lupa ditambah dengan karak/kerupuk lempeng (olahan kerupuk dari bahan beras) yang menambah rasa gurih dan kriuk sajian pecel ndeso ini. Sebagai tambahan lauk-pauk, Anda pun dapat menambahkan bongko dan gembrot pada sajian pecel ini.
Bongko merupakan sejenis pepes kacang tholo yang dicampur dengan parutan kelapa. Sedangkan gembrot sejenis pepes yang terbuat dari daun sembukan yang dicampur dengan parutan kelapa. Kedua sajian masakan ini memiliki cita rasa manis dan gurih, sangat pas disajikan dengan menu pecel ndeso ini.
Untuk menikmati sajian pecel ndeso ini, silahkan menyambangi Pasar Gede Solo. Lapak pedagang yang menjajakan pecel ndeso ini terletak di sebelah kiri pintu masuk utama pasar. Walaupun gelaran lapaknya nampak sederhana dan terlihat apa adanya, namun jangan ragukan cita rasanya sajiannya. Pecel ndeso ini memiliki cita rasa yang cukup gurih dengan aroma khas wijen yang menggoda. Sajian pecel ndeso kaya akan serat dan manfaat, harganya pun sangat terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Satu porsi pecel ndeso lengkap dengan lauk-pauknya hanya dibandrol dengan harga Rp 8.000,00 saja. Oh iya, penjual pecel ndeso di Pasar Gedhe ini mulai membuka lapak dari pukul 06.00 pagi hingga sekitar pukul 09.30 pagi saja lho ! Jadi, jangan datang kesiangan jika tidak ingin melewatkan icip-icip sajian pecel ndeso ini ya !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar