Sudahkah anda menapaki alam wisata yang satu ini, Lau Mentar Canyon. Ya, begitulah penduduk sekitar mengakui panorama eksotis yang masih tersembunyi di balik Desa Rumah Liang dan belum banyak dikunjungi oleh wisatawan. Jika anda datang, dipastikan akan datang kembali. Pagi itu, mentari masih mengintip dari balik cakrawala. Perjalanan pun dimulai dari kota Medan. Dengan sepeda motor, kami beriringan melintasi aspal hitam. Hmm, masih cukup santai untuk menuju ke daerah tujuan utama Dalam perjalan yang memakan waktu sekitar tiga jam tersebut, kami harus memasuki berbagai daerah
Mulai dari daerah Delitua, Talunkenas, Guning Rintih, Siguci, Beranti, Simpang Papan, Simpang Kawat, STM Hilir dan Tiga Juhar. Jangan heran, memasuki daerah yang satu ini, tak ubahnya seperti di kota saja. Jalanannya terasa cukup ramai. Kepulan asap kendaraan berkali-kali menyambangin mata. Sesekali debu menembus ke rongga hidung. Di kiri dan kanan ada banyak warung kopi yang berjejer mewarnai pandangan mata.
Kemudian frame pun berganti ketika memasuki daerah Tanjung Raja. Liuk-liuk persimpangan yang patah menantang kelihaian kami dalam berkendaraan. Pepohonan bambu menjulangkan daunnya hingga menutupi sinaran surya yang memancar. Dan semak belukar terlihat damai menempel di dinding-dinding tebing.
Jembatan Durin Tinggung, Rute Awal Menuju Lau Mentar
Coba lihat yang satu ini. Yupss, sebuah jembatan tua yang terdiri dari potongan baja dan beberapa helai sulaman kabel baja sebagai penyangganya serta ratusan lembar papan yang tersusun rapi sebagai landasan tempat berpijak.
Dengan panjang sekitar 150 meter, lebar sekitar 3.5 meter di ketinggian 35 meter, jembatan ini memacu adrenalin kami. Betapa tidak, begitu usang jembatan ini terlihat. Belum lagi, ketika ada orang yang melintas dengan kendaraannya atau hanya iseng menghentak-hentakkan kakinya di jembatan dan menggoyang jembatan. Serrr, darah langsung mengalir cepat ke ubun-ubun, merasakan jembatan tersebut berayun di udara. Wah, cemas. Seandainya saja jembatan tersebut rubuh.
Meskipun begitu, jembatan ini belum jua runtuh. Puluhan sepeda motor dan mobil yang mengangkut hasil tani juga ternak para penduduk sekitar selalu saja berlalu lalang diatasnya dan banyak pengunjung yang senang berkumpul ditengah-tengah jembatan hanya untuk sekedar menikmati pemandangan atau untuk mengabadikan momen mereka di jembatan yang telah usang ini.
Wah, memang indah. Pantas saja mereka tidak peduli jembatan ini akan ambruk. Ada begitu banyak pepohonan membentang hijau dibawah sana. Aliran sungai membelah jarak diantara pepohonan itu. Deru airnya yang mengalir,begitu deras membekas jelas dari atas jembatan. Curam bercampur sejuk pun terasa.
Epss, perjalanan belum selesai. Jangan puas dan terlalu lama terpaku di sini. Ini baru rute awal. Masih ada perjalanan berikutnya yang masih menunggu. Yang lebih menantang dan lebih mengasyikkan lagi.
Trek Berat Menguji Cekatan
Hayo, siapkanlah fisik dengan sempurna. Karena, disini akan ada medan yang cukup berat dan menantang stamina sekaligus kerjasama tim. Harus sabar dan cermat dalam memilih jalan untuk dilalui.
Ya, jalanannya begitu sepi, hanya berupa jalur bebatuan. Namun, bukan sekedar bebatuan biasa. Tapi, tajam dan besarnya bebatuan tersusun acak dan menanjak membuat perjalanan menjadi berguncang. Sekitar dua kilometer jalan ini harus ditempuh, ban kendaraan yang dinaiki pun berulang kali memental dan terpeleset dari satu batu ke batu lainnya. Untunglah, ban kendaraan kami tidak bocor.
“Hufft,” ini ujian. Derasnya hujan yang mengguyur tadi malam membuat trek yang kami lalui menjadi kubangan. Siap, ayo dorong. Karena, liatnya tanah yang berlumpur menahan ban kendaraan kami hingga berulang kali terjebak di dalam lumpur.
Tak sekali, trek seperti ini berulang kali kami jumpai hingga tiba di tujuan utama. Begitu melelahkan. Turun dari kendaraan dan harus membantu mengangkat kendaraan rekan lain yang tengah terjebak di dalam kubangan. Namun, rasa kebersamaan serta indahnya alam membuat rasa lelah itu terabaikan
Selamat Datang di Lau Mentar Canyon
Sensasi beda. Ilalang menghampar di teduhnya langit biru. Bunga rerumputan bermekaran di rimbunnya semak-semak. Awan perlahan bergerak, menutupi mentari yang bersinar. Tak ada burung yang berterbangan. Hanya ada suara jangkrik dan hewan-hewan kecil bersayap yang mendengung dari balik pepohonan.
Ssttt, ada perkampungan. Penduduknya pun langsung menebarkan senyum lebar pada kami. Inilah dia, Desa Rumah Liang, Kecamatan STM Hulu Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Meskipun terbilang jauh dari perkotaan, penduduk Desa Rumah Liang yang dominan merupakan masyarakat Karo, sangat ramah kepada pendatang yang berkunjung ke kampung mereka.
Eitts, perjalanan belum selesai. Di sini kita hanya numpang parkir kendaraan saja di salah satu rumah penduduk. Selanjutnya, baru dech kita berjalan menyusuri jalan setapak menuju Lau Mentar Canyon.
Tak begitu jauh, sekitar lima menit, sudah ada derasnya arus Lau Mentar yang membasuh lelah dalam perjalanan sebelumnya. Nah, itu dia Lau Mentarnya. Di pinggirnya ada pondok yang beratapkan seng, kecil. Itu adalah generator pembangkit listrik. Sumber energinya diambil dari arus Lau Mentar. Mereka memanfaatkan kincir air untuk dapat menghasilkan energi listrik yang hanya bisa dipakai untuk menghidupkan lampu kala malam hari saja. Biar nggak gelap. Maklum saja, PLN belum menjangkau ke perkampungan ini.
Ayo, kita jalan. Untuk sampai ke tempat yang menakjubkan di Lau Mentar, kita harus berjalan dulu sedikit lagi. Melewati pinggiran Lau Mentar. Oh my God, terbayar sudah perjalan panjang hari ini. Air terjunnya indah sekali. Mengucur deras menghempas ke bawah. Bebatuan besar raksasa tertata sempurna di sepanjang Lau Mentar.
Dan kalau lagi beruntung, akan ada gerombolan monyet yang bergelantungan di dahan-dahan pohon. Terkadang monyet-monyet itu juga suka iseng dengan menjatuhkan dedaunan pohon di atas kepala kita. Tak usah khawatir, mereka takkan menyakiti. Hanya memberikan kode saja kepada kita, bahwa mereka ada di sekitar kita dan berpesan jangan rusak habitat mereka. Menarik kan.
Coba ke arah sana, kita lanjut dengan menyusuri arah hilir sedikit lagi. Ada sebuah goa yang indah, dindingnya dihiasi berbagai ornamen yang membentuk batu kristal, stalaktit, serta stalagmit yang meruncing dan seolah siap untuk menghujam ke bawah. Sesekali air menetes dari ujung batu tersebut dan mengukir lubang kecil di bawahnya.
Wah, maha karya yang agung. Seberkas cahaya menyusup dari balik-balik ranting yang bergantungan di luar gua. Menembus masuk ke dalam dan tampaklah coretan warna putih kuning, coklat muda, coklat kehitaman dan hitam yang membekas melumuri dinding-dinding gua. Basah, air mengalun di tiap lekukan gua.
Sempurna sekali kekaguman ini berdecak. Hanya rasa takjub saja yang tergambar dimata kami ketika menyaksikan pesona eksotis yang masih tersembunyi ini. Hmm, senangnya bisa melihat keindahan ini secara langsung. Sungguh, pesona eksotis Lau Mentar Canyon yang takkan terlupakan.
Rute Menuju Lau Mentar Canyon
Buat Teman Teman yang ingin sekali untuk NgeCamping Ala Pendaki Pro tapi Masih Pemula
jangan Takut, Kami Bantu untuk memperlengkapi anda jika ingin ikut Bersama Tour Kami dengan Catatan Minimal Peserta harus 3 Orang, untuk info hubungi kami di 0812-6908-0693, Ronny welfrin atau Via Mail di welfrin_ronny@Yahoo.com
Bila ingin Melakukan itu Tanpa Kami, Kami tidak Kecewa
mungkin anda takut di Tipu atau di Culik :p
kami tidak berkecil hati, kami akan bantu Anda untuk Melengkapi Perkakas anda
PERALATAN DAN LOGISTIK
- Carrier (Tas Gunung) 54,60,80,120 Liter yg mana anda punya
- Kompor Portable dan Nesting (yang mana aja yg penting masak buat isi perut)
- Air Mineral bawa sesuai Kebutuhan anda selama disana brapa hari
- Logistik ala backpacker itu indomie, crackerout, Susu, Kopi, Cocolatos, Unibis tidak lupa permen karet
- Tenda Camp kapasitas 4,6,8,12 dll tergantung peserta
- Matras
- Sleepingbed, Selimut, Sarung, bandana (sorban), sarung pendekar, sarung tangan, kaos kaki wajib donk
- Parang (buat Motong kayu bakar), Pisau Kecil buat potong cabe
- Jas Hujan, Sepatu Olahraga, Sendal Jepit
- Baju Ganti
- Senter, headlamp, lampu semprong
- Minyak Lampu buat bakar2
Buat Teman2 yang Tidak ingin repot atau kekurangan peralatan ini jangan gundah gulana, Kami Punya silahkan contact kami di 0812-6908-0693, Ronny welfrin atau Via Mail di welfrin_ronny@Yahoo.com
kami siap membantu perjalanan anda. Trimsini nih poto-poto kakak kakak dan abang abang yang sudah Ngetrip bareng kami
Mulai dari daerah Delitua, Talunkenas, Guning Rintih, Siguci, Beranti, Simpang Papan, Simpang Kawat, STM Hilir dan Tiga Juhar. Jangan heran, memasuki daerah yang satu ini, tak ubahnya seperti di kota saja. Jalanannya terasa cukup ramai. Kepulan asap kendaraan berkali-kali menyambangin mata. Sesekali debu menembus ke rongga hidung. Di kiri dan kanan ada banyak warung kopi yang berjejer mewarnai pandangan mata.
Kemudian frame pun berganti ketika memasuki daerah Tanjung Raja. Liuk-liuk persimpangan yang patah menantang kelihaian kami dalam berkendaraan. Pepohonan bambu menjulangkan daunnya hingga menutupi sinaran surya yang memancar. Dan semak belukar terlihat damai menempel di dinding-dinding tebing.
Jembatan Durin Tinggung, Rute Awal Menuju Lau Mentar
Coba lihat yang satu ini. Yupss, sebuah jembatan tua yang terdiri dari potongan baja dan beberapa helai sulaman kabel baja sebagai penyangganya serta ratusan lembar papan yang tersusun rapi sebagai landasan tempat berpijak.
Dengan panjang sekitar 150 meter, lebar sekitar 3.5 meter di ketinggian 35 meter, jembatan ini memacu adrenalin kami. Betapa tidak, begitu usang jembatan ini terlihat. Belum lagi, ketika ada orang yang melintas dengan kendaraannya atau hanya iseng menghentak-hentakkan kakinya di jembatan dan menggoyang jembatan. Serrr, darah langsung mengalir cepat ke ubun-ubun, merasakan jembatan tersebut berayun di udara. Wah, cemas. Seandainya saja jembatan tersebut rubuh.
Meskipun begitu, jembatan ini belum jua runtuh. Puluhan sepeda motor dan mobil yang mengangkut hasil tani juga ternak para penduduk sekitar selalu saja berlalu lalang diatasnya dan banyak pengunjung yang senang berkumpul ditengah-tengah jembatan hanya untuk sekedar menikmati pemandangan atau untuk mengabadikan momen mereka di jembatan yang telah usang ini.
Wah, memang indah. Pantas saja mereka tidak peduli jembatan ini akan ambruk. Ada begitu banyak pepohonan membentang hijau dibawah sana. Aliran sungai membelah jarak diantara pepohonan itu. Deru airnya yang mengalir,begitu deras membekas jelas dari atas jembatan. Curam bercampur sejuk pun terasa.
Epss, perjalanan belum selesai. Jangan puas dan terlalu lama terpaku di sini. Ini baru rute awal. Masih ada perjalanan berikutnya yang masih menunggu. Yang lebih menantang dan lebih mengasyikkan lagi.
Trek Berat Menguji Cekatan
Hayo, siapkanlah fisik dengan sempurna. Karena, disini akan ada medan yang cukup berat dan menantang stamina sekaligus kerjasama tim. Harus sabar dan cermat dalam memilih jalan untuk dilalui.
Ya, jalanannya begitu sepi, hanya berupa jalur bebatuan. Namun, bukan sekedar bebatuan biasa. Tapi, tajam dan besarnya bebatuan tersusun acak dan menanjak membuat perjalanan menjadi berguncang. Sekitar dua kilometer jalan ini harus ditempuh, ban kendaraan yang dinaiki pun berulang kali memental dan terpeleset dari satu batu ke batu lainnya. Untunglah, ban kendaraan kami tidak bocor.
“Hufft,” ini ujian. Derasnya hujan yang mengguyur tadi malam membuat trek yang kami lalui menjadi kubangan. Siap, ayo dorong. Karena, liatnya tanah yang berlumpur menahan ban kendaraan kami hingga berulang kali terjebak di dalam lumpur.
Tak sekali, trek seperti ini berulang kali kami jumpai hingga tiba di tujuan utama. Begitu melelahkan. Turun dari kendaraan dan harus membantu mengangkat kendaraan rekan lain yang tengah terjebak di dalam kubangan. Namun, rasa kebersamaan serta indahnya alam membuat rasa lelah itu terabaikan
Selamat Datang di Lau Mentar Canyon
Sensasi beda. Ilalang menghampar di teduhnya langit biru. Bunga rerumputan bermekaran di rimbunnya semak-semak. Awan perlahan bergerak, menutupi mentari yang bersinar. Tak ada burung yang berterbangan. Hanya ada suara jangkrik dan hewan-hewan kecil bersayap yang mendengung dari balik pepohonan.
Ssttt, ada perkampungan. Penduduknya pun langsung menebarkan senyum lebar pada kami. Inilah dia, Desa Rumah Liang, Kecamatan STM Hulu Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Meskipun terbilang jauh dari perkotaan, penduduk Desa Rumah Liang yang dominan merupakan masyarakat Karo, sangat ramah kepada pendatang yang berkunjung ke kampung mereka.
Eitts, perjalanan belum selesai. Di sini kita hanya numpang parkir kendaraan saja di salah satu rumah penduduk. Selanjutnya, baru dech kita berjalan menyusuri jalan setapak menuju Lau Mentar Canyon.
Tak begitu jauh, sekitar lima menit, sudah ada derasnya arus Lau Mentar yang membasuh lelah dalam perjalanan sebelumnya. Nah, itu dia Lau Mentarnya. Di pinggirnya ada pondok yang beratapkan seng, kecil. Itu adalah generator pembangkit listrik. Sumber energinya diambil dari arus Lau Mentar. Mereka memanfaatkan kincir air untuk dapat menghasilkan energi listrik yang hanya bisa dipakai untuk menghidupkan lampu kala malam hari saja. Biar nggak gelap. Maklum saja, PLN belum menjangkau ke perkampungan ini.
Ayo, kita jalan. Untuk sampai ke tempat yang menakjubkan di Lau Mentar, kita harus berjalan dulu sedikit lagi. Melewati pinggiran Lau Mentar. Oh my God, terbayar sudah perjalan panjang hari ini. Air terjunnya indah sekali. Mengucur deras menghempas ke bawah. Bebatuan besar raksasa tertata sempurna di sepanjang Lau Mentar.
Dan kalau lagi beruntung, akan ada gerombolan monyet yang bergelantungan di dahan-dahan pohon. Terkadang monyet-monyet itu juga suka iseng dengan menjatuhkan dedaunan pohon di atas kepala kita. Tak usah khawatir, mereka takkan menyakiti. Hanya memberikan kode saja kepada kita, bahwa mereka ada di sekitar kita dan berpesan jangan rusak habitat mereka. Menarik kan.
Coba ke arah sana, kita lanjut dengan menyusuri arah hilir sedikit lagi. Ada sebuah goa yang indah, dindingnya dihiasi berbagai ornamen yang membentuk batu kristal, stalaktit, serta stalagmit yang meruncing dan seolah siap untuk menghujam ke bawah. Sesekali air menetes dari ujung batu tersebut dan mengukir lubang kecil di bawahnya.
Wah, maha karya yang agung. Seberkas cahaya menyusup dari balik-balik ranting yang bergantungan di luar gua. Menembus masuk ke dalam dan tampaklah coretan warna putih kuning, coklat muda, coklat kehitaman dan hitam yang membekas melumuri dinding-dinding gua. Basah, air mengalun di tiap lekukan gua.
Sempurna sekali kekaguman ini berdecak. Hanya rasa takjub saja yang tergambar dimata kami ketika menyaksikan pesona eksotis yang masih tersembunyi ini. Hmm, senangnya bisa melihat keindahan ini secara langsung. Sungguh, pesona eksotis Lau Mentar Canyon yang takkan terlupakan.
Rute Menuju Lau Mentar Canyon
Buat Teman Teman yang ingin sekali untuk NgeCamping Ala Pendaki Pro tapi Masih Pemula
jangan Takut, Kami Bantu untuk memperlengkapi anda jika ingin ikut Bersama Tour Kami dengan Catatan Minimal Peserta harus 3 Orang, untuk info hubungi kami di 0812-6908-0693, Ronny welfrin atau Via Mail di welfrin_ronny@Yahoo.com
Bila ingin Melakukan itu Tanpa Kami, Kami tidak Kecewa
mungkin anda takut di Tipu atau di Culik :p
kami tidak berkecil hati, kami akan bantu Anda untuk Melengkapi Perkakas anda
PERALATAN DAN LOGISTIK
- Carrier (Tas Gunung) 54,60,80,120 Liter yg mana anda punya
- Kompor Portable dan Nesting (yang mana aja yg penting masak buat isi perut)
- Air Mineral bawa sesuai Kebutuhan anda selama disana brapa hari
- Logistik ala backpacker itu indomie, crackerout, Susu, Kopi, Cocolatos, Unibis tidak lupa permen karet
- Tenda Camp kapasitas 4,6,8,12 dll tergantung peserta
- Matras
- Sleepingbed, Selimut, Sarung, bandana (sorban), sarung pendekar, sarung tangan, kaos kaki wajib donk
- Parang (buat Motong kayu bakar), Pisau Kecil buat potong cabe
- Jas Hujan, Sepatu Olahraga, Sendal Jepit
- Baju Ganti
- Senter, headlamp, lampu semprong
- Minyak Lampu buat bakar2
Buat Teman2 yang Tidak ingin repot atau kekurangan peralatan ini jangan gundah gulana, Kami Punya silahkan contact kami di 0812-6908-0693, Ronny welfrin atau Via Mail di welfrin_ronny@Yahoo.com
kami siap membantu perjalanan anda. Trimsini nih poto-poto kakak kakak dan abang abang yang sudah Ngetrip bareng kami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar