Minimnya pasokan listrik dan tidak adanya sinyal provider selular terkadang membuat kita uring-uringan. Namun, pemandangan alam yang ditawarkan serta ketenangan yang kita dapatkan, membuat kita lupa dengan minimnya fasilitas yang ada.
Keheningan suasana di sekitar Pantai Bama pagi itu tiba-tiba saja pecah oleh suara kawanan monyet ekor panjang yang berlarian menuju pantai yang sedang surut. Saya tak tau pasti berapa banyak jumlahnya, mungkin puluhan, atau bahkan ratusan ekor yang tiba-tiba saja berhamburan dari dalam hutan. Saya sedang duduk di tepi pantai menanti matahari terbit pun mendadak panik, kemudian berlari menuju ke dalam cottage lalu mengunci pintu. Padahal pagi itu masih cukup gelap, masih sekitar pukul empat. Dari balik kaca jendela saya mencoba mengamati perilaku macaca di pagi buta.
Ada perilaku unik dari kawanan monyet ekor panjang ini di kala pagi di Pantai Bama. Mereka berlarian menuju pantai Bama yang sedang surut untuk mencari makan. Mereka mencari kepiting kecil, udang atau ikan-ikan kecil yang bersembunyi di celah-celah batu karang dengan cara memancing menggunakan ekor mereka. Ada pula beberapa macaca yang terlihat memakan rumput laut segar. Saya yang dari tadi panik pun kembali tenang. Kawanan macaca ini tidak tertarik dengan pengunjung yang datang, melainkan hanya mencari makan di pantai yang sedang surut. Padahal jika hari sudah menjelang siang, biasanya kawanan macaca ini cukup agresif kepada pengunjung yang datang di Pantai Bama, terlebih kepada pengunjung yang datang membawa makanan pasti akan menjadi incaran mereka.
Saya pun kembali keluar cottage menuju ke tepi pantai untuk menanti matahari terbit. Saya pun bisa duduk dengan tenang sambil mengamati tingkah laku kawanan macaca. Selain macaca, ada pula beberapa jenis burung yang hinggap dan mencari makan di sela batu karang. Saya melihat ada seekor burung kecil berwarna biru, sungguh cantik penampilannya. Tapi saya lupa nama burung tersebut, padahal di dinding cottage yang saya huni, tertera beberapa jenis burung yang sering singgah di Baluran, lengkap dengan foto dan namanya.
Perlahan matahari mulai menampakkan wujudnya. Air laut yang sedang surut membuat saya dapat melihat jelas bagaimana penampakan dasar Pantai Bama. Tidak banyak terdapat bebatuan karang, hanya terlihat tanaman rumput laut yang tumbuh subur. Ah, saya masih penasaran dengan pemandangan dasar laut di sekitar Pantai Bama yang katanya masih cukup terjaga terumbu karangnya. Sayang, saya belum memiliki kesempatan untuk mencicipi pemandangan dasar lautnya dengan bersnorkling. Mungkin bagian terumbu karang yang cantik masih berada di tengah laut sana. Kapan-kapan, saya ingin kembali datang untuk menuntaskan rasa penasaran saya dengan pemandangan bawah air di Pantai Bama.
Mangrove Trail
Selain pasir putih dan ombak biru yang tenang, Pantai Bama juga memiliki kawasan hutan mangrove dengan pemandangan yang tak kalah ciamik. Tinggal susuri saja bagian barat Pantai Bama kemudian menuju jalan setapak melewati dalam hutan. Di situlah lokasi Mangrove Trail untuk melihat sisi lain Pantai Bama.
Kawasan Mangrove Trail ini memiliki jembatan kayu yang menghubungkan ke sisi lain pesisir pantai Bama melewati deretan pohon mangrove. Di bagian akhir jembatan terdapat bangunan gazebo untuk beristirahat sejenak sambil melihat pemandangan di sekitar. Deretan jembatan kayu dan bangunan gazebo yang dipadukan dengan pemandangan alam di sekitar Pantai Bama ini rasanya cocok dijadikan sebagai lokasi pre-wedding !
Saya berdiri di dalam bangunan gazebo, menikmati suasana pagi dengan memandang hamparan laut lepas. Rasa lelah setelah menempuh perjalanan kemarin rasanya terbayar tuntas dengan pemandangan alam yang ditawarkan di Pantai Bama di kala pagi. Hijaunya hutan mangrove yang tumbuh subur di sepanjang garis pantai, birunya air laut, tenangnya ombak, segarnya udara pagi jauh dari hiruk-pikuk keramaian kota. Menikmati pagi di Pantai Bama memang pas untuk melepas sejenak kepenatan di dalam jiwa.
Kami pun kembali menuju cottage, bersiap untuk berkemas dan membersihkan diri. Sesuai dengan perjanjian kami tadi malam, kami harus meninggalkan cottage lebih pagi karena akan digunakan oleh tamu yang sudah memesan. Kami kembali menyusuri jembatan kayu sambil mengamati kondisi di sekitar kawasan Mangrove Trail ini. Bagi Anda yang menyukai hal yang berhubungan dengan flora, saya yakin Anda pasti akan senang menjelajahi hutan di sekitar Mangrove Trail ini. Ada beberapa jenis tanaman menarik yang hidup di kawasan ini.
Salah satu jenis tanaman yang tumbuh subur di kawasan ini adalah pohon ketapang. Saya baru tahu bagaimana bentuk dari pohon ketapang yang terkenal menjadi salah satu nama daerah di Banyuwangi. Selain beberapa jenis tanaman yang tumbuh subur, tentu saja pohon mangrove menjadi "primadona". Deretan pohon bakau yang tumbuh subur menyajikan pemandangan unik walau sedikit memberikan kesan "menyeramkan", terlebih ketika cahaya matahari belum bersinar terang. Deretan batang pohon mangrove yang menjulur sedemikian rupa terlihat seperti memiliki tangan dan kaki. Kami pun membayangkan jika pohon-pohon mangrove ini tiba-tiba saja hidup kemudian mengejar kami seperti dalam salah satu adegan film Lord of The Ring. Ah, sepertinya imajinasi kami pagi itu terlalu liar !
Keheningan suasana di sekitar Pantai Bama pagi itu tiba-tiba saja pecah oleh suara kawanan monyet ekor panjang yang berlarian menuju pantai yang sedang surut. Saya tak tau pasti berapa banyak jumlahnya, mungkin puluhan, atau bahkan ratusan ekor yang tiba-tiba saja berhamburan dari dalam hutan. Saya sedang duduk di tepi pantai menanti matahari terbit pun mendadak panik, kemudian berlari menuju ke dalam cottage lalu mengunci pintu. Padahal pagi itu masih cukup gelap, masih sekitar pukul empat. Dari balik kaca jendela saya mencoba mengamati perilaku macaca di pagi buta.
Ada perilaku unik dari kawanan monyet ekor panjang ini di kala pagi di Pantai Bama. Mereka berlarian menuju pantai Bama yang sedang surut untuk mencari makan. Mereka mencari kepiting kecil, udang atau ikan-ikan kecil yang bersembunyi di celah-celah batu karang dengan cara memancing menggunakan ekor mereka. Ada pula beberapa macaca yang terlihat memakan rumput laut segar. Saya yang dari tadi panik pun kembali tenang. Kawanan macaca ini tidak tertarik dengan pengunjung yang datang, melainkan hanya mencari makan di pantai yang sedang surut. Padahal jika hari sudah menjelang siang, biasanya kawanan macaca ini cukup agresif kepada pengunjung yang datang di Pantai Bama, terlebih kepada pengunjung yang datang membawa makanan pasti akan menjadi incaran mereka.
Saya pun kembali keluar cottage menuju ke tepi pantai untuk menanti matahari terbit. Saya pun bisa duduk dengan tenang sambil mengamati tingkah laku kawanan macaca. Selain macaca, ada pula beberapa jenis burung yang hinggap dan mencari makan di sela batu karang. Saya melihat ada seekor burung kecil berwarna biru, sungguh cantik penampilannya. Tapi saya lupa nama burung tersebut, padahal di dinding cottage yang saya huni, tertera beberapa jenis burung yang sering singgah di Baluran, lengkap dengan foto dan namanya.
Perlahan matahari mulai menampakkan wujudnya. Air laut yang sedang surut membuat saya dapat melihat jelas bagaimana penampakan dasar Pantai Bama. Tidak banyak terdapat bebatuan karang, hanya terlihat tanaman rumput laut yang tumbuh subur. Ah, saya masih penasaran dengan pemandangan dasar laut di sekitar Pantai Bama yang katanya masih cukup terjaga terumbu karangnya. Sayang, saya belum memiliki kesempatan untuk mencicipi pemandangan dasar lautnya dengan bersnorkling. Mungkin bagian terumbu karang yang cantik masih berada di tengah laut sana. Kapan-kapan, saya ingin kembali datang untuk menuntaskan rasa penasaran saya dengan pemandangan bawah air di Pantai Bama.
Mangrove Trail
Selain pasir putih dan ombak biru yang tenang, Pantai Bama juga memiliki kawasan hutan mangrove dengan pemandangan yang tak kalah ciamik. Tinggal susuri saja bagian barat Pantai Bama kemudian menuju jalan setapak melewati dalam hutan. Di situlah lokasi Mangrove Trail untuk melihat sisi lain Pantai Bama.
Kawasan Mangrove Trail ini memiliki jembatan kayu yang menghubungkan ke sisi lain pesisir pantai Bama melewati deretan pohon mangrove. Di bagian akhir jembatan terdapat bangunan gazebo untuk beristirahat sejenak sambil melihat pemandangan di sekitar. Deretan jembatan kayu dan bangunan gazebo yang dipadukan dengan pemandangan alam di sekitar Pantai Bama ini rasanya cocok dijadikan sebagai lokasi pre-wedding !
Saya berdiri di dalam bangunan gazebo, menikmati suasana pagi dengan memandang hamparan laut lepas. Rasa lelah setelah menempuh perjalanan kemarin rasanya terbayar tuntas dengan pemandangan alam yang ditawarkan di Pantai Bama di kala pagi. Hijaunya hutan mangrove yang tumbuh subur di sepanjang garis pantai, birunya air laut, tenangnya ombak, segarnya udara pagi jauh dari hiruk-pikuk keramaian kota. Menikmati pagi di Pantai Bama memang pas untuk melepas sejenak kepenatan di dalam jiwa.
Kami pun kembali menuju cottage, bersiap untuk berkemas dan membersihkan diri. Sesuai dengan perjanjian kami tadi malam, kami harus meninggalkan cottage lebih pagi karena akan digunakan oleh tamu yang sudah memesan. Kami kembali menyusuri jembatan kayu sambil mengamati kondisi di sekitar kawasan Mangrove Trail ini. Bagi Anda yang menyukai hal yang berhubungan dengan flora, saya yakin Anda pasti akan senang menjelajahi hutan di sekitar Mangrove Trail ini. Ada beberapa jenis tanaman menarik yang hidup di kawasan ini.
Salah satu jenis tanaman yang tumbuh subur di kawasan ini adalah pohon ketapang. Saya baru tahu bagaimana bentuk dari pohon ketapang yang terkenal menjadi salah satu nama daerah di Banyuwangi. Selain beberapa jenis tanaman yang tumbuh subur, tentu saja pohon mangrove menjadi "primadona". Deretan pohon bakau yang tumbuh subur menyajikan pemandangan unik walau sedikit memberikan kesan "menyeramkan", terlebih ketika cahaya matahari belum bersinar terang. Deretan batang pohon mangrove yang menjulur sedemikian rupa terlihat seperti memiliki tangan dan kaki. Kami pun membayangkan jika pohon-pohon mangrove ini tiba-tiba saja hidup kemudian mengejar kami seperti dalam salah satu adegan film Lord of The Ring. Ah, sepertinya imajinasi kami pagi itu terlalu liar !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar