Keramaian pengunjung mulai terasa ketika ojek yang saya tumpangi memasuki sebuah jalan kecil menuju Taman Balekambang. Motor-motor mulai berdatangan dan berdesakan mencari area parkir yang mulai penuh sesak oleh pengunjung yang ingin menikmati acara Festival Payung Indonesia siang itu. Kemeriahan acara mulai terlihat di bagian gerbang masuk Taman Balekambang, di mana ratusan kerangka payung yang diberi cat warna-warni digantung dan ditata dengan cukup artistik sehingga menarik pengunjung untuk mengabadikan gambar melalui ponsel dan tongkat narsis masing-masing.
Tahun ini, acara Festival Payung Indonesia kembali digelar di Kota Solo mengangkat tema "umbrella reborn". Acara ini diselenggarakan selama tiga hari, yaitu mulai tanggal 11-13 September 2015. Instalasi payung berwarna-warni terlihat begitu kontras dengan hijaunya pepohonan dan birunya langit Kota Solo siang itu. Panas yang cukup menyengat pun tidak menghalangi minat pengunjung untuk berjalan-jalan mengelilingi Taman Balekambang sambil mengambil beberapa gambar.
Tema "umbrella reborn" dipilih untuk mengusung lahirnya payung dalam kebaruan artistik visual. Fungsi payung identik untuk melindungi badan dari guyuran air hujan. Payung konvensional memiliki bentuk serta corak warna yang terlihat begitu monoton dan tidak menarik pandangan mata. Namun, di tangan orang-orang kreatif, payung-payung ini bisa disulap menjadi barang kerajinan yang memiliki nilai estetika yang tinggi. Payung lukis misalnya, dengan berbagai motif, corak serta warna-warni yang menarik yang menarik, sehingga dapat difungsikan menjadi penghias ruangan maupun properti untuk pengambilan gambar terutama untuk memotret model. Festival ini diadakan selain untuk menarik kunjungan, juga dijadikan sebagai ajang untuk memperkenalkan UMKM pengrajin payung yang ada di nusantara di mana menjadi salah satu penggerak ekonomi kreatif di Indonesia.
Selain motif dan corak lukisan yang atraktif, bentuk payung pun dapat dibuat lebih menarik. Payung Bali misalnya, dengan menambah nuansa tradisional yang khas serta tambahan pernak-pernik yang menarik, menjadikan payung Bali menjadi salah satu barang incaran wisatawan untuk dibawa sebagai buah tangan. Payung Bali memang biasa digunakan sebagai penghias ruangan karena kecantikan motif dan bentuknya yang rupawan.
Selain memamerkan hiasan payung yang beraneka rupa, dalam acara ini juga diselenggarakan acara pentas seni dari beberapa seniman yang berasal dari berbagai daerah. Dalam acara Festival Payung Indonesia ini pula dipamerkan beberapa pengrajin payung dari beberapa daerah di Indonesia yang menampilkan kerajinan payung dengan motif, warna, dan corak yang khas dari daerah payung tersebut berasal. Selain berfoto ria, pengunjung pun dapat mengikuti kegiatan workshop pembuatan payung tradisi dan kreasi yang diselenggarakan oleh panitia acara. Pengunjung pun juga dimanjakan dengan pameran fotografi yang mengangkat tema tentang payung. Banyak obyek menarik yang dibidik oleh para fotografer yang dipamerkan dalam acara ini.
Selain hiasan payung dengan berbagai bentuk unik serta warna-warni yang menarik, pandangan mata saya justru tertarik dengan dua ekor rusa betina jinak penghuni Taman Balekambang di akhir perjalanan ini. Banyak pengunjung terutama anak-anak yang terlihat begitu antusias untuk berinteraksi langsung dengan rusa-rusa tersebut. Rusa betina tersebut sedang duduk bermalas-malasan sambil menguyah rumput yang menjadi makanan mereka. Banyak pengunjung yang mendekati rusa tersebut dan mengajak berfoto bersama. Ada hal yang menarik siang itu, terlihat segerombolan cewek yang sibuk dengan "tongsis" untuk mengajak berfoto bersama rusa, namun rusa tersebut seolah tidak tertarik dan memilih untuk memalingkan muka ! Ah, sebuah penutup perjalanan yang menyenangkan menikmati suasana Festival Payung Indonesia di Kota Surakarta.
Selain motif dan corak lukisan yang atraktif, bentuk payung pun dapat dibuat lebih menarik. Payung Bali misalnya, dengan menambah nuansa tradisional yang khas serta tambahan pernak-pernik yang menarik, menjadikan payung Bali menjadi salah satu barang incaran wisatawan untuk dibawa sebagai buah tangan. Payung Bali memang biasa digunakan sebagai penghias ruangan karena kecantikan motif dan bentuknya yang rupawan.
Selain memamerkan hiasan payung yang beraneka rupa, dalam acara ini juga diselenggarakan acara pentas seni dari beberapa seniman yang berasal dari berbagai daerah. Dalam acara Festival Payung Indonesia ini pula dipamerkan beberapa pengrajin payung dari beberapa daerah di Indonesia yang menampilkan kerajinan payung dengan motif, warna, dan corak yang khas dari daerah payung tersebut berasal. Selain berfoto ria, pengunjung pun dapat mengikuti kegiatan workshop pembuatan payung tradisi dan kreasi yang diselenggarakan oleh panitia acara. Pengunjung pun juga dimanjakan dengan pameran fotografi yang mengangkat tema tentang payung. Banyak obyek menarik yang dibidik oleh para fotografer yang dipamerkan dalam acara ini.
Selain hiasan payung dengan berbagai bentuk unik serta warna-warni yang menarik, pandangan mata saya justru tertarik dengan dua ekor rusa betina jinak penghuni Taman Balekambang di akhir perjalanan ini. Banyak pengunjung terutama anak-anak yang terlihat begitu antusias untuk berinteraksi langsung dengan rusa-rusa tersebut. Rusa betina tersebut sedang duduk bermalas-malasan sambil menguyah rumput yang menjadi makanan mereka. Banyak pengunjung yang mendekati rusa tersebut dan mengajak berfoto bersama. Ada hal yang menarik siang itu, terlihat segerombolan cewek yang sibuk dengan "tongsis" untuk mengajak berfoto bersama rusa, namun rusa tersebut seolah tidak tertarik dan memilih untuk memalingkan muka ! Ah, sebuah penutup perjalanan yang menyenangkan menikmati suasana Festival Payung Indonesia di Kota Surakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar