Rabu, 19 November 2014

Sunset Ketapang-Gilimanuk

Terkadang, hanya butuh sebuah spontanitas dalam sebuah perjalanan, tak usah banyak rencana, asal jalan saja !

Sejak di dalam kereta menuju Banyuwangi, saya dan teman seperjalanan mulai sibuk mencari infomasi mengenai kuliner khas lokasi yang akan kami kunjungi. Kami tertarik untuk mencoba beberapa kuliner khas Kota Banyuwangi sebelum melanjutkan perjalanan menuju Taman Nasional Baluran yang menjadi tujuan utama kami. Namun, mengingat lokasi yang belum pasti, membuat kami mencoba kembali mencari alternatif kuliner khas yang tak jauh dari stasiun kedatangan kami nanti. Setelah bertanya ke sana kemari, kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju pulau seberang, dengan pertimbangan waktu tempuh dan lokasi yang sudah pasti untuk kami kunjungi, tanpa harus repot untuk mencari.


Jarak antara Pelabuhan Ketapang dengan Stasiun Banyuwangibaru ternyata tak seberapa jauh. Cukup berjalan kaki kurang lebih tujuh menit, kami pun tiba di pelabuhan. Sore itu pelabuhan nampak cukup lengang dari lalu-lalang kendaraan maupun penumpang. Kami pun bergegas mencari kapal yang siap berangkat menuju pulau seberang. Tak lama setelah kami naik ke atas kapal, perlahan namun pasti, kapal mulai berlayar meninggalkan dermaga. Sempat terbersit rasa panik dalam benak saya, mengingat kejadian beberapa tahun silam dalam penyeberangan dari Ketapang menuju Gilimanuk. Saya hampir saja mabuk laut, karena terlalu asyik mengamati matahari terbit dari atas kapal. Angin laut berhembus lumayan kencang membuat saya masuk angin, kemudian kepala pening dan akhirnya rasa mual pun muncul selama penyeberangan. Walaupun isi perut sampa keluar, namun membuat badan menjadi tidak nyaman.


Ingatan tentang kejadian mabuk laut beberapa tahun silam seolah kembali hadir dalam ingatan, membuat psikis saya menjadi down. Teman saya pun meledek,"oh ternyata tadi kamu minta mampir ke minimarket buat beli jajanan yang taste nya asin hanya untuk pengalih perhatian selama perjalanan di atas kapal biar ga mabuk ya?". Ah, saya memang payah jika harus menempuh perjalanan laut. Tapi entah, mungkin penyeberangan Ketapang-Gilimanuk ini selalu menghadirkan "rasa trauma" tentang mabuk laut yang selalu menghantui, padahal di tempat penyeberangan lain saja merasa biasa saja, tidak pernah merasa yang aneh-aneh.

Ombak sore itu cukup tenang, ditunjang dengan cuaca yang cukup terang. Perjalanan menyeberangi Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk kali ini kami disuguhi oleh lukisan alam karya Sang Hyang Widhi Wasa. Pemandangan cantik matahari tenggelam berpadu apik dengan lingkaran halo, serta pemandangan Gunung Ijen dan Gunung Raung yang terlihat bersebelahan.Pemandangan matahari tenggelam ini cukup mengalihkan perhatian.


Enjoy the sunset and catch the moment. Saya pun mengeluarkan ponsel untuk mengambil beberapa gambar. Pemandangan sore itu benar-benar mengalihkan perhatian saya, sehingga tanpa terasa kapal pun kembali bersandar di dermaga Gilimanuk. Ah, selamat datang di Pulau Dewata !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar