Ini kali kedua saya mengunjungi Taman Nasional Baluran di tahun yang sama. Perjalanan pertama saya memang memberikan banyak kesan, namun masih menyisakan rasa penasaran akan suasana little Africa yang menjadi primadona. Kunjungan pertama saya di bulan Mei belum terlalu memberikan nuansa "Afrika" karena rerumputan dan pepohonan masih nampak cukup hijau. Kata Pak Iman, tukang ojek yang kami sewa jasanya waktu itu bercerita jika ingin mencicipi suasana gersang ala Afrika, datanglah pada musim kemarau yang jatuh sekitar bulan Oktober sampai November, di mana Baluran sedang kering-keringnya !
Negosiasi di Pintu Kedatangan
Kami tiba di Baluran jelang tengah malam. Kali ini saya merasa penjagaan di pintu gerbang cukup ketat dari kedatangan pertama saya. Kami pun bertanya mengenai kondisi di Baluran sekarang, apakah bisa dikunjungi oleh wisatawan, mengingat ada berita yang menyebutkan bahwa beberapa Taman Nasional di Indonesia mengalami kebakaran karena musim kemarau yang panjang sehingga akses untuk menuju ke sana ditutup bagi wisatawan. Dari informasi petugas pula saya tahu jika fasilitas penginapan di dalam Taman Nasional Baluran sudah dibuka kembali bagi wisatawan. Namun, bagi wisatawan yang ingin menginap di dalam Taman Nasional diwajibkan untuk melakukan reservasi sebelumnya dan memberikan kabar jam kedatangan mereka. Jam masuk pengunjung menuju ke dalam Taman Nasional Baluran paling sore adalah pukul empat. Lebih dari jam yang ditentukan masih bisa diperbolehkan masuk ke dalam, dengan catatan pengunjung harus memberikan kabar kira-kira jam kedatangan mereka di gerbang Taman Nasional Baluran pukul berapa agar dapat dikoordinasikan dengan petugas yang berjaga di dalam Taman Nasional, serta tak lupa wajib melakukan reservasi penginapan jauh-jauh hari sebelumnya.
Hampir saja kami tidak bisa menginap di dalam area Taman Nasional Baluran karena ketidaktahuan kami dengan prosedur yang diberlakukan sekarang. Terlebih kami juga belum melakukan reservasi penginapan sebelumnya. Setelah melakukan negosiasi dan sedikit perdebatan kecil, kami pun diizinkan untuk menginap di dalam kawasan Taman Nasional Baluran dengan beberapa catatan. Dari dua lokasi penginapan yang ditawarkan, kami memilih untuk menginap di kawasan Pantai Bama dengan pertimbangan mengejar pemandangan matahari terbit keesokan harinya. Konsekuensi menginap di Pantai Bama adalah tidak adanya sinyal telepon serta fasilitas listrik yang terbatas jm operasinya. Kami pun disarankan untuk membeli perbekalan seperti lilin dan logistik untuk persiapan. Usai negosiasi jadi, kami pun bergegas menuju sebuah minimarket yang tak jauh dari lokasi gerbang Taman Nasional Baluran. Dengan baik hati, tukang ojek yang akan kami sewa menuju area Taman Nasional Baluran pun mengantarkan kami ke minimarket untuk membeli beberapa perbekalan.
Safari Malam di Tengah Hutan
Ini adalah kali pertama saya menyusuri hutan ketika malam. Ngeri-ngeri sedap ! Saya ingat beberapa cerita yang menyebutkan adanya macan tutul yang berkeliaran ketika malam di sekitar Evergreen Area. Entah, saya tidak bisa membayangkan jika harus berpapasan secara langsung dengan macan tutul dalam perjalanan. Terlebih perjalanan yang saya lakukan jelang tengah malam menyusuri hutan. Jalan dari pintu gerbang menuju Savanna Bekol terasa sangat berdebu ketika musim kemarau. Walau hari sudah menjelang tengah malam, namun debu-debu masih terasa cukup pekat beterbangan diterpa ban kendaraan. Jalan aspal kasar yang dilalui pun saya rasa kondisinya semakin rusak. Walaupun demikian saya mencoba paham. Akses ke dalam Taman Nasional lebih baik tidak dibuat gampang, karena fungsi Taman Nasional sebagai balai konservasi flora dan fauna yang hidup di dalamnya. Justru kontur jalan yang sedemikian rupa memberikan sensasi tersendiri ketika berkendara !
Kami bertiga dibonceng dengan ojek motor untuk menuju Pantai Bama. Sepanjang perjalanan saya asyik berbincang dengan Pak Zack, tukang ojek yang mengantarkan saya. Cerita punya cerita, ternyata beliau baru saja pulang merantau dari Riau. Pantas saja jika plat motor yang saya tumpangi memiliki kode yang berbeda dengan plat motor lain yang ada di kawasan ini. Saking asyiknya berbincang tanpa sadar kami pun terpisah dari rombongan. Mbak Pipit sudah berada jauh di depan, saya berada di tengah, dan dokter Pink masih jauh di belakang. Saya tidak bisa membayangkan jika motor kami terjadi apa-apa di tengah hutan dengan kondisi gelap. Apalagi malam ini motor yang saya boncengi sepertinya mengalami masalah pada rantai yang sedikit kendor, sehingga dalam beberapa medan jalan terdengar seperti suara benturan dari motor. Deg-degan juga sih, apa iya jika motor kami macet atau mengalami ban bocor, kami harus mendorong motor dengan jarak puluhan kilometer di tengah gelapnya area hutan?
Motor yang ditumpangi mbak Pipit ternyata berhenti menanti kami. Mbak Pipit pun bercerita jika dia baru saja bertemu dengan macan tutul, walau tidak melihat sosok tubuhnya secara utuh, hanya terlihat dari sorot matanya yang tajam saja. Hal ini semakin membuat kami merasa ngeri menempuh perjalanan di dalam hutan ketika malam. Namun, perjalanan kali ini memberikan saya banyak kesan. Kapan lagi kami dapat kesempatan merasakan "safari malam" di Taman Nasional Baluran? Sungguh kebetulan yang memberikan banyak kesan.
Menempuh jarak sekitar 15 kilometer di dalam hutan ketika malam memberikan kesan perjalanan yang kami lakukan terasa lebih panjang dibandingkan ketika saya pertama kali berkunjung di Taman Nasional Baluran ketika siang. Pak Zack bercerita jika beberapa titik di Taman Nasional Baluran telah terjadi kebakaran beberapa hari sebelum kedatangan saya dan kawan-kawan. Semak-semak yang mengering di musim kemarau memang cukup rentan terbakar. Tidak diketahui pasti apa penyebabnya, apakah karena ulah orang yang tidak bertanggung jawab yang sembarangan membuang puntung rokok mereka atau karena gesekan antara pepohonan yang disebabkan oleh hembusan angin yang akhirnya menimbulkan percikan api dan menyebabkan kebakaran.
Sepanjang perjalanan menyusuri Taman Nasional Baluran, kami beberapa kali berpapasan dengan kawanan rusa yang berkeliaran di antara semak-semak. Ada pula beberapa hewan lain yang berkeliaran, namun tak begitu jelas hewan apa yang kami temui dalam perjalanan. Saya hanya sedikit panik ketika mendengar suara krasak-krusuk dari balik semak dan pepohonan. Siapa tahu si macan tutul tiba-tiba saja keluar memberi kami "kejutan selamat datang" kan?
Hampir satu jam perjalanan kami menyusuri hutan. Nampak dari kejauhan cahaya lampu bersinar cukup terang, pertanda kami akan tiba di area penginapan di Pantai Bama. Tak disangka, ternyata saya bertemu kembali dengan Pak Iman yang tempo hari saya sewa jasanya. Pak Iman yang memboncengkan teman saya dan berada cukup jauh di antara rombongan saya malam ini. Ah, siapa sangka, ternyata Pak Imam masih ingat dengan saya yang beberapa bulan lalu telah memakai jasanya berkeliling di Baluran. Rasanya saya seperti mendapatkan keluarga baru. Ketika kembali berkunjung ke lokasi yang pernah saya datangi, ternyata ada orang yang masih ingat dengan kedatangan saya tempo hari. Terkadang perjalanan memang tidak hanya soal cerita mengenai destinasi, namun juga dengan orang-orang yang kita temui !
keterangan :
Penginapan di dalam Taman Nasional Baluran sudah dibuka kembali bagi wisatawan. Untuk dapat menginap di sini disarankan untuk menghubungi jauh-jauh hari pihak pengelola Taman Nasional Baluran untuk melakukan pemesaran penginapan (baik penginapan di kawasan Bekol maupun Bama)
Untuk infomasi lebih lanjut dapat membuka website Taman Nasional Baluran di sini
Informasi penginapan di Pantai Bama dapat menghubungi Koperasi Balupuri Sejahtera di nomor (0333) 461936
Note :
Saya tidak menyarankan untuk tetap nekat untuk memaksa masuk ke dalam area Taman Nasional Baluran ketika malam seperti yang saya lakukan. Petugas jaga di pintu kedatangan sudah menjelaskan apa saja resikonya jika tetap memaksa menyusuri hutan ketika malam. Untuk mendapatkan informasi mengenai ketersediaan penginapan dan sebagainya silahkan untuk menghubungi CP di atas atau akses website milik Taman Nasional Baluran untuk informasi lebih lanjut.
Saya sarankan lebih baik Anda melakukan pemesanan kamar atau penginapan terlebih dahulu jauh-juh hari sebelum hari kedatangan kepada pihak Taman Nasional Baluran jika ingin menginap di dalam area Taman Nasional ini :)
keterangan :
Penginapan di dalam Taman Nasional Baluran sudah dibuka kembali bagi wisatawan. Untuk dapat menginap di sini disarankan untuk menghubungi jauh-jauh hari pihak pengelola Taman Nasional Baluran untuk melakukan pemesaran penginapan (baik penginapan di kawasan Bekol maupun Bama)
Untuk infomasi lebih lanjut dapat membuka website Taman Nasional Baluran di sini
Informasi penginapan di Pantai Bama dapat menghubungi Koperasi Balupuri Sejahtera di nomor (0333) 461936
Note :
Saya tidak menyarankan untuk tetap nekat untuk memaksa masuk ke dalam area Taman Nasional Baluran ketika malam seperti yang saya lakukan. Petugas jaga di pintu kedatangan sudah menjelaskan apa saja resikonya jika tetap memaksa menyusuri hutan ketika malam. Untuk mendapatkan informasi mengenai ketersediaan penginapan dan sebagainya silahkan untuk menghubungi CP di atas atau akses website milik Taman Nasional Baluran untuk informasi lebih lanjut.
Saya sarankan lebih baik Anda melakukan pemesanan kamar atau penginapan terlebih dahulu jauh-juh hari sebelum hari kedatangan kepada pihak Taman Nasional Baluran jika ingin menginap di dalam area Taman Nasional ini :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar