Senin, 26 Oktober 2015

Pesona Citerjun Banten

Citerjun yang misterius, dalam kejauhan engkau menyapa dengan kerindangan pepohonan serta segumpal pantai pasir putih.
 Citerjun, Masih di kawasanTaman Nasional Ujung Kulon Banten, entah nama Pulau atau nama Air Terjunnya, yang jelas saya belum tau banyak dan bodohnya lagi, saya tidak menanyakannya pada waktu itu kepada Nakoda  kapal yang menunjukkan kepada saya destinasi ini. Sang Nakoda kapal hanya memberitahukan “selain air terjun di Cimayang, perjalanan berikutnya menuju Citerjun”.
Didalam sebuah Pulau yang saya yakin amat sangat jarang dikunjungi wisatawan inilah ada sebuah airterjun tersembunyi. Sekilas hanya kelihatan pepohonan yang rimbun dan beberapa bidang pasir putih yang menjorok keluar, ternyata tidak jauh dari bibir pantai tersebut terdapat sebuah air terjun, mungkin nama Citerjun adalah nama Air Terjun ini atau orang-orang terbiasa menyebutnya dengan curug. Mengapa asumsi saya mengenai Citerjun adalah nama Air Terjun dan bukan nama Pulau?, karena Citerjun sendiri mempunyai arti Ci adalah Air dan Terjun adalah Terjun itu sendiri, sehingga Citerjun juga mempunyai makna sebuah Air Terjun juga.
Seperti biasa, kali ini kapal kami menurunkan jangkarnya berjarak kurang lebih 40 meter sampai dengan 50 meter dari bibir pantai sehingga kami harus bersenorkeling ria untuk menjangkau bibir pantai. Air lautnya sungguh biru dan jernih, ketika saya bersenorkeling, hanya beberapa ikan yang bisa saya temui, entah mengapa, semakin dekat dengan bibir pantai, kualitas dari terumbu karangnya semakin kurang bagus. Setelah kami mendarat di tepian pantai pasir putih itu, kami melihat banyak pecahan karang yang bercampur pasir putihnya sehingga harus hati hati menginjakkan kaki. Melihat pepohonan dan dan suasananya, kami yakin tempat ini jarang dikunjungi. Kurang lebih saya berjalan dua puluh meteran untuk menemukan air terjun mungil itu. Dengan berjalan berhati-hati karena takut menginjak pecahan batu terumbu karang yang bisa melukai kaki, saya sedikit masuk kedalam rerimbunan di pepohonan pulau itu dan barulah menemukan air terjun yang kami maksud.
Airnya mengalir dan terjun begitu tenang ke dalam subuah kolaman, sehingga menghidupkan rasa penasaran saya untuk mandi di kolaman itu sekaligus mencicipi rasa airnya, hehehehe. Entah mengapa, setelah beberapa pijakan kaki saya masuk kolaman air itu, tiba-tiba saya kehilangan semangat untuk mencoba mandi di kolaman air terjun mungil itu, mungkin karena suasananya yang agak kurang oke barang kali. Kolaman dari air terjun itu tidak seperti kolaman pada air terjun sebelum belumnya, yang biasanya terdiri pasir atau bebatuan. Kolaman di air terjun ini agak bercampur lumpur dan sepertinya lumpur di kolaman ini akibat dari endapan dedaunnan yang rontok dan tertimbun beberapa lama, sehingga bila kita menapakkan kaki kita di kolaman tersebut maka kaki kita akan sedikit masuk atau ambles beberapa centi meter kedalam tanah kolaman tersebut itu.




Tak lama kemudian datanglah teman teman saya sekapal dan kami bersama-sama sedikit menjelajah pulau tersebut, sebenarnya pulau ini asik juga dengan pepohonan yang rindang dan air yang jernih, hanya saja yang membuat saya agak kurang nyaman adalah pecahan-pecahan batu karang yang menutupi hampir semua pesisir pantai pasir putih tersebut. Andai saja suatu saat diterjunkan beberapa orang untuk membersihkan pecahan-pecahan batu karang tersebut, mungkin lain sudah ceritanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar