Stasiun riset milik Badan Pengelolaan Kawasan Ekosistem Leuser (BPKEL) di Ketambe, Aceh Tenggara, Minggu (17/7) pagi, dibakar oleh sekelompok orang. Sementara itu, dua rumah di Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Senin (18/7) siang, ludes terbakar.
Koordinator Perizinan BPKEL Bambang Antariksa menyebutkan, fasilitas stasiun riset terbakar sekitar pukul 04.00 WIB. Pihaknya menduga dilakukan oleh pihak-pihak yang ingin menciptakan kondisi tidak aman serta menggagalkan proses pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah Aceh.
“Beberapa waktu lalu, stasiun riset ini juga telah diambil secara paksa oleh staf Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL). Kami telah melaporkan hal itu kepada Kementerian Kehutanan, Polda Aceh dan Polres Aceh Tenggara. Bahkan terjadi tindakan kekerasan terhadap staf lapangan BPKEL saat itu,” sebut Bambang Antariksa.
Bambang menduga, stasiun riset itu dibakar oleh pihak-pihak yang telah mengetahui kondisi di sekitar lokasi itu. “Berkaitan juga dengan kepentingan sesaat pihak-pihak tertentu yang tidak rela pengelolaan KEL dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh,” tambah Bambang.
Menurut Bambang, pengelolaan stasiun riset selama ini dilakukan oleh BPKEL yang bekerja sama dengan masyarakat di sekitar Desa Ketambe. Beberapa warga Desa Ketambe terlibat aktif di dalam pengelolaan stasiun riset dan memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat setempat. “Kerugian yang dialami karena terbakarnya fasilitas stasiun riset diperkirakan mencapai Rp2 miliar. Selain itu, mengakibatkan juga proses kegiatan riset tidak dapat berlangsung. Oleh karenanya, BPKEL meminta pihak Kepolisian, untuk mengusut tuntas kasus ini. BPKEL juga mempertimbangkan untuk membangun kembali stasiun riset dalam waktu secepatnya,” kata Bambang.
Sumber : Harian Aceh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar